Bacaini.ID, KEDIRI – Seorang perempuan pegawai kafe di Yogyakarta dalam akun X-nya berbagi kisah yang membuat banyak netizen merasa sakit hati.
Pemilik akun @nabilasbll menceritakan perilaku salah satu pelanggan kafe yang telah membuat gusar banyak orang.
Dalam unggahannya di media sosial dini hari tadi, terlihat 2 foto asbak penuh puntung rokok. Yang bikin heran, puntung-puntung itu masih relatif utuh. Usut punya usut, rokok itu ternyata hanya dinyalakan sebentar.
Pemilik rokok hanya menghisap sedikit, lalu mencecaknya pada asbak, dimatikan. Hal itu dilakukan berulang-ulang sampai batang rokok yang masih panjang itu menumpuk di asbak.
Foto yang diunggah itu sontak viral di media sosial. Warganet yang melihat merasa gusar lantaran si perokok terkesan sombong. Pemilik akun juga cerita kalau rekan-rekan kerjanya di kafe sudah hafal dengan perilaku salah satu pelanggan ini.
Setiap datang ke kafe, customer unik ini selalu meninggalkan meja penuh puntung rokok yang masih panjang dan ini menjadi tanda tanya para pegawai kafe.
Unggahan foto-foto tersebut tentu membuat banyak warganet yang merasa ikut sakit hati. Cara merokok customer kafe itu dianggap hanya untuk validasi, termasuk menduga si perokok punya kelainan psikologis.
Beberapa netizen juga membagikan pengalaman mereka yang juga mengenal perokok dengan perilaku yang sama.
Menurut mereka, merokok dengan 2-3 hisapan dan kemudian dibuang untuk berganti rokok baru, itu karena menganggap menghisap rokok yang sama dalam waktu lama, tidak lagi terasa nikmat.
Kenikmatan rokok dianggap hanya pada hisapan kedua, ketiga atau maksimal kelima.
Banyak warganet merasa kesal lantaran si perokok kurang menghargai uang. Ada kesan sombong. Apalagi rokok yang dikonsumsi juga bukan rokok murah, Gudang Garam Surya12.
Salah seorang netizen menanggapi unggahan ini dengan berkomentar: “punya masalah shirt term memory ini mah pasti ‘lah ngapa gua bakar rokok lagi ya’ repeat”.
Pemilik akun pun langsung menyanggah dengan membalas komentar: “tapi ini sudah sering”.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif