Bacaini.id, JOMBANG – Seorang pasien RSUD Kabupaten Jombang Jawa Timur nekat kabur dari ruang perawatan dengan kondisi masih terpasang selang infus Rabu (13/3/2024).
Pasien diketahui bernama Bambang, warga Dusun Wonoayu Desa Dukuhmojo Kecamatan Mojoagung. Ia mengaku nekat kabur lantaran kesal tak kunjung ditangani karena alasan biaya.
Aksi kabur Bambang terekam video dan sontak viral di media sosial. Bambang mengaku ingin pulang ke rumah Widodo, adiknya. Sebab selama dua hari dirawat di RSUD ia tak kunjung dioperasi lantaran tak memiliki biaya.
Bambang yang diketahui sakit prostat dan segera dioperasi, keluar melalui pintu depan rumah sakit. Pada pergelangan tangannya tampak selang infus. Ia juga masih memakai alat kateter serta menggunakan kursi roda.
“Kan gak onok sing nunggu, kan kate dioperasi aku, gak sido, sakit opo pak? Wis pokoke operasilah, alasane aku gurung bayar, aku kate mulih sik nang adikku Widodo omahe Wonoayu (kan gak ada yang nunggu, kan mau dioperasi gak jadi, sakit apa? Pokoknya mau operasi lah, alasannya aku belum bayar, aku mau pulang dulu ke rumah adikku Widodo, rumahnya Wonoayu),” keluh Bambang.
Sejumlah satpam dan perawat rumah sakit berupaya keras merayu agar pasien Bambang bersedia kembali ke ruang perawatan. Yang bersangkutan terlihat ngotot menolak dirawat.
Namun setelah satu jam dibujuk, petugas dibantu masyarakat berhasil mengajak Bambang kembali dirawat.
Sejumlah petugas mengatakan pasien belum ditangani lantaran tak ada satupun pihak keluarga yang bersedia menandatangani persetujuan operasi. Sesuai prosedur, penandatanganan operasi membutuhkan persetujuan minimal seorang anggota keluarga pasien.
“Bukan karena biaya, tapi belum ada satupun keluarga yang datang dan tanda tangan persetujuan operasi ini, jadi kami harus menunggu dulu,” ungkap sejumlah petugas yang turut serta membujuk pasien.
Direktur RSUD Jombang dr Ma’murotus Sa’diyah atau biasa disapa Ning Eyik menegaskan kaburnya pasien bukan karena faktor biaya. Pihaknya memastikan pembiayaan dari pasien sudah ditangani melalui mekanisme yang ada.
“Persepsinya (pasien), kami tidak pernah membicarakan biaya di depan,” ujar Ning Eyik. Pasien Bambang didiagnosa mengalami sakit prostat dan harus dioperasi. Pihak keluarga didampingi perangkat desa sudah datang ke rumah sakit dan memberikan persetujuan operasi.
Penulis: Syailendra
Editor: Solichan Arif