Bacaini.ID, KEDIRI – Karakter dalam film animasi populer Shaun The Sheep ternyata terinspirasi dari domba paling lucu di dunia, Valais blacknose atau domba muka hitam.
Ras ini juga sering disebut ‘domba teddy bear’ karena tampilannya yang lucu menggemaskan dengan bulu tebal dan perilakunya yang penurut dan ramah.
Valais blacknose adalah jenis domba domestik yang berasal dari wilayah Valais, pegunungan Alpen, Swiss. Domba ini merupakan jenis serbaguna yang selain diambil wol-nya, juga sebagai pedaging.
Valais blacknose bukan sekedar hewan ternak biasa, namun juga menjadi simbol keindahan alam pegunungan Alpen dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Bahkan paket perjalanan wisata di Alpen juga menawarkan wisatawan untuk berkunjung menemui domba lucu ini di habitat aslinya.
Baca Juga:
- Ini 10 Ponsel Terlaris Sepanjang Masa, Termasuk di Indonesia
- Apa itu Axolotl? Monster Air Seperti di Film Fiksi
- Kenapa Mie Instan Bikinan Orang Lain Selalu Lebih Nikmat?
Karakteristik Domba Valais Blacknose
Domba Valais blacknose memiliki tubuh sedang dengan tinggi bahu sekitar 75–83 cm untuk domba jantan, dan 72–78 cm untuk domba betina. Beratnya berkisar 80–100 kg untuk jantan dan 60–80 kg untuk betina.
Yang paling ikonik adalah wajahnya: hidung, mata, telinga, lutut, dan kaki bagian bawah berwarna hitam pekat, kontras dengan bulu putih panjang dan tebal yang menutupi seluruh tubuh.
Bulunya spiral atau bergelombang, memberikan kesan seperti boneka teddy bear. Domba Valais blacknose memang merupakan domba daerah dingin yang tidak tahan panas.
Tanduknya melengkung ke belakang, panjangnya bisa mencapai 30–40 cm pada jantan, sementara betina biasanya bertanduk lebih kecil atau bahkan tanpa tanduk.
Domba ini memiliki wol yang berkualitas tinggi, panjang 10–15 cm per tahun, dengan serat halus yang cocok untuk pakaian hangat.
Bulunya tumbuh cepat dan perlu dicukur dua kali setahun untuk mencegah masalah kesehatan seperti overheat di musim panas.
Valais blacknose dianggap memiliki sifat seperti anjing peliharaan. Ia ramah, jinak, dan mudah bergaul dengan manusia.
Mereka hidup berkelompok dan sangat sosial. Di habitat aslinya, mereka tangguh terhadap cuaca dingin pegunungan, tapi sensitif terhadap panas ekstrem.
Walaupun terlihat lucu, domba ini terkenal tangguh di pegunungan dengan kemampuan memanjat tebing-tebing tinggi.
Umur rata-rata domba ini adalah 10–12 tahun, dengan masa kehamilan sekitar 145 hari dan biasanya melahirkan 1–2 anak domba per kelahiran.
Fakta Unik Valais Blacknose
Ras ini pertama kali didokumentasikan pada abad ke-15 di Valais, Swiss. Awalnya digunakan untuk daging, wol, dan susu, namun sekarang lebih populer sebagai hewan peliharaan atau atraksi wisata karena kelucuannya.
Pada 1960-an, populasinya hampir punah, namun program pelestarian Swiss berhasil menyelamatkannya.
Saat ini, ada sekitar 17.000 ekor di Swiss dan ribuan di luar negeri.
Domba ini memiliki standar Rras ketat. Untuk diakui sebagai Valais Blacknose murni, domba harus memiliki pola hitam simetris di wajah (seperti topeng), bulu putih sempurna tanpa bercak, dan tanduk melengkung.
Asosiasi seperti Valais Blacknose Sheep Society di berbagai negara, mengawasi breeding untuk menjaga kemurnian genetik.
Harganya pun mahal dengan ekspor yang terbatas. Seekor domba Valais blacknose bisa berharga Rp50–200 juta atau lebih untuk yang berkualitas show, tergantung usia dan garis keturunan.
Swiss melarang ekspor domba hidup hingga 2014; sebelumnya, hanya semen dan embrio yang diekspor, membuat ras ini langka di luar Eropa.
Selain menghasilkan wol premium yang dijual mahal untuk sweater atau karpet, domba ini sering tampil di pameran ternak, petting zoo, atau bahkan terapi hewan karena sifatnya yang tenang.
Sebagai jenis domba pegunungan, mereka tahan terhadap penyakit seperti scrapie, penyakit otak domba, berkat seleksi alami di pegunungan.
Uniknya masa kawin di musim gugur, sehingga anak domba lahir di musim semi, cocok dengan siklus alam Alpen.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





