Bacaini.ID, JOMBANG – Menko PMK (Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat) Muhaimin Iskandar meninjau uji coba makan bergizi gratis di Pondok Pesantren Mambaul Maarif (PPMM) Denanyar Jombang Jawa Timur, Jumat (20/12/2024).
Menko PMK Muhaimin atau Cak Imin berharap kepada Kepala Badan Gizi Nasional agar memprioritaskan santri Denanyar. Program makan bergizi gratis diharapkan akan melahirkan generasi emas yang cerdas.
Muhaimin menegaskan seluruh Menteri dalam kabinet merah putih termasuk dirinya bertanggungjawab untuk menyukseskan program tersebut. Ia mengisahkan masa kecilnya di pesantren Denanyar.
Saat itu keluargnya sudah mengkonsumsi susu, namun untuk membeli harus mengendarai sepeda angin sejauh tujuh kilometer, yakni di wilayah Jagalan Jombang.
“Dulu beli susu di tempat Haji Fandi Jagalan. Harus naik sepeda onthel,” kata Muhaimin mengenang masa kecilnya.
Uji coba makan bergizi gratis diketahui digelar di aula MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 4 Denanyar Jombang. Dalam acara itu Muhaimin secara simbolis menyerahkan makanan bergizi gratis kepada santri.
Setiap santri mendapatkan satu kardus makanan dengan menu lengkap.
Kehadiran Muhaimin Iskandar didampingi sejumlah deputi Kementerian, termasuk hadir juga Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
Program makan bergizi gratis di Kabupaten Jombang rencananya akan ditangani 146 Satpel (Satuan Pelayanan) gizi. Setiap satpel menanganai 3000 anak.
Untuk Ponpes Mambaul Maarif Denanyar Jombang akan ada dua Satpel gizi. Hal itu mengingat terdapat 6000 santri. Satpel merupakan kepanjangan dari Badan Gizi Nasional.
“Kami kirim petugas badan gizi ke lokasi masing-masing. Namanya, Satpel Pemenuhan Gizi. Setiap kebupaten jumlahnya berbeda sesuai jumlahnya siswa,” ujar Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
“Kalau di Jombang ada 146 Satpel. Satu orang yang kami kirim dari pusat. Mereka akan didampingi ahli gizi yang direkrut secara lokal,” tambahnya.
Setiap Satpel diketahui terdapat 50 orang tenaga/pegawai. Tugas mereka di antaranya sebagai ahli gizi, akuntan, serta tenaga lokal yang jumlahnya 30 sampai 47 orang ibu-ibu.
Ibu-ibu tersebut bertugas memasak, memotong sayur, serta bersih-bersih. “Sehingga setiap satpel gizi akan ada 50 pegawai. Tergantung teknologi yang digunakan di dapur,” terangnya.
Adapun anggaran setiap Satpel Gizi di daerah antara Rp7,5 miliar hingga Rp 10 miliar per tahun. Perinciannya, 85 persen untuk bahan baku dari dunia pertanian dan 10,5 persen untuk membayar tenaga ibu-ibu.
Sementara Satpel Gizi di Ponpes Denanyar mulai aktif pada bulan Desember ini. Pasalnya program makan bergizi gratis di ponpes dimulai 6 Januari 2025.
Penulis: Syailendra
Editor: Solichan Arif