Bacaini.ID, TRENGGALEK – Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menjadi lokasi kedua penyelenggaraan Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM bersama Komisi VII DPR RI.
Festival ini dilaksanakan di 18 provinsi di Indonesia, dan sebelumnya digelar di Pontianak, Kalimantan Barat, pada Maret lalu.
Kegiatan yang dipusatkan di GOR Gajah Putih, Senin (5/5/2025), memberikan berbagai layanan kepada 1.200 pelaku usaha mikro di Trenggalek. Layanan tersebut mencakup sertifikasi halal, pengurusan izin PIRT, asuransi mikro, BPJS Ketenagakerjaan, Kredit Usaha Rakyat (KUR), pelayanan hukum, dan pendaftaran merek dagang.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Riza Damanik, menyampaikan bahwa festival ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan perencanaan usaha mikro agar mampu naik kelas. Ia menambahkan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 300 triliun untuk pembiayaan UMKM melalui skema KUR di tahun 2025.
“Targetnya, KUR ini bisa menjangkau 2,4 juta debitur baru dan 1,1 juta debitur yang lulus ke pembiayaan komersial. Kami arahkan 60 persen untuk sektor produktif,” ujar Riza.
Hingga 2 Mei 2025, tercatat penyaluran KUR telah mencapai Rp 87,19 triliun atau 29,1 persen dari target. Namun, Riza mengakui masih ada tantangan di lapangan, salah satunya rendahnya literasi pelaku usaha terhadap akses pembiayaan.
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, mengapresiasi festival ini karena dinilai mampu menjembatani pelaku usaha mikro dengan berbagai layanan yang mereka butuhkan. Ia menyoroti rendahnya jumlah pelaku UMKM di Jawa Timur yang mengakses KUR, padahal provinsi ini memiliki kontribusi besar terhadap sektor usaha mikro nasional.
“Dari Rp 300 triliun alokasi KUR, baru 300 ribu pelaku usaha mikro di Jatim yang bisa mengaksesnya. Ini harus menjadi perhatian bersama,” tegas Novita.
Ia pun mendorong adanya mitigasi untuk menghapus stigma bahwa KUR hanya diperuntukkan bagi kelompok tertentu.