Bacaini.ID, KEDIRI – Tren ‘Upcycling fashion’ menjadi salah satu bentuk perlawanan terhadap tren fast fashion yang banyak dikritik pegiat lingkungan dan sosial.
Upcycling fashion merupakan tren mendaur ulang fashion lama menjadi barang baru yang lebih edgy.
Upcycling fashion bahkan telah memiliki runway-nya sendiri di pagelaran fashion dunia dengan brand yang tak kalah mentereng dari brand fashion kelas dunia.
Daur ulang fashion ini tidak hanya ramah lingkungan, ide-ide kreatif untuk menciptakan sesuatu dari kain bekas atau yang tak terpakai, dari aksesoris jadul atau bahan out of date, butuh ketrampilan dan kecerdasan tersendiri.
Dikutip dari Green Hive, berikut beberapa teknik upcycling fashion yang mungkin bisa menjadi inspirasi kita mendaur ulang fashion lama.
Barang Baru
Menjadikan barang-barang fashion menjadi barang baru yang fungsinya berbeda sama sekali dari asalnya.
Misalnya mengubah celana jins jadi tote bag, sepatu jadi vas bunga, kancing baju jadi lukisan, denim jadi hiasan bunga dan lainnya.
Tambal Sulam
Teknik ini paling banyak digunakan dalam industri upcycling fashion. Menggabungkan bahan-bahan baju lama untuk dijadikan baju atau barang baru yang lebih bernilai seni.
Upcycling fashion digemari karena biasanya lebih unik dan memiliki nilai seni tinggi.
Teknik tambal sulam ini bisa menggabungkan dua bahkan lebih barang lama menjadi barang baru yang cantik.
Tie Dye
Teknik mewarnai bahan dengan diikat terlebih dahulu ini juga menjadi salah satu cara untuk mendaur ulang baju atau kain bekas yang tak lagi digunakan.
Ada banyak teknik tie dye untuk hasil motif yang beragam. Tie dye bisa digunakan untuk mempercantik baju-baju polos lama agar tetap terlihat baru dan menarik.
Bordir dan Sablon
Bordir dan sablon menjadi pilihan lain untuk memberi sentuhan baru pada fashion hasil daur ulang.
Mempercantik dengan bordir maupun sablon saja akan membuat baju lama terlihat berbeda dan dapat digunakan kembali tanpa takut terlihat ketinggalan zaman.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif