Bacaini.id, KEDIRI – Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri, Ashari membuka fakta baru polemik pembangunan alun-alun. Diketahui jika renovasi yang saat ini berlangsung tidak sesuai dengan desain yang ditunjukkan kepada DPRD.
Ashari mengatakan, sebelum pembangunan alun-alun dilakukan, yang diawali dengan sosialisasi dan relokasi pedagang di awal Tahun 2023, sempat dilakukan rapat dengar pendapat antara Komisi C dan B dengan stakeholder terkait, termasuk elemen masyarakat.
“Saat itu semua pihak ikut memberikan pendapat tentang konsep pembangunan alun-alun yang mencerminkan ciri khas Kota Kediri, baik dari kultur sejarah dan sebagainya. Pemkot juga telah membuat desain yang disepakati bersama,” kata Ashari kepada Bacaini.id, Selasa, 5 Desember 2023.
Hal itu diakui Pemkot Kediri saat dilakukan rapat gabungan kembali dengan lembaga DPRD. Mereka mengakui adanya perubahan desain yang tidak sama dengan desain yang telah disepakati sebelumnya, dengan nilai proyek sebesar Rp17,9 milyar.
baca ini Proyek Alun-alun Kota Kedir Berhenti Mirip RSUD Gambiran II
Mendapati hal itu, DPRD merekomendasikan kepada Pemkot Kediri untuk melakukan desain ulang. Namun hal itu tidak diindahkan dengan tetap melanjutkan pembangunan sesuai desain baru.
Dengan kegagalan pengerjaan proyek alun-alun yang saat ini terjadi, terbuka kemungkinan DPRD akan mengusulkan kembali desain alun-alun yang awal. “Bisa jadi kita akan kembali dengan hasil rekom itu. Desain yang sejak awal kami bahas bersama dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” kata Ashari.
baca ini Tak Ada Kompensasi Pemkot Kediri Minta PKL Bertahan di Tempat Relokasi
Ia juga mengkritisi desain sekarang yang tidak sesuai dengan fungsi alun-alun sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Mengingat lebih banyaknya area bangunan beton dibanding tanah.
“Syarat RTH 30 persen dari luasan daerah untuk resapan air tidak terpenuhi. Ya, mohon maaf, antara nama dan judulnya tidak sama dengan kondisi yang ada,” kata Ashari.
Penulis: Novira
Editor: Hari Tri W
Comments 2