Bacaini.ID, BLITAR – Blitar Raya dinilai sedang mengalami situasi darurat pendidikan kebangsaan.
Sejumlah anak putus sekolah terungkap terlibat aksi kerusuhan di Blitar pada Sabtu 30 Agustus 2025 hingga Minggu dini hari.
Mereka terlibat aksi penyerangan petugas mapolres Blitar Kota, membakar dan menjarah kantor DPRD Kabupaten Blitar.
Bahkan mayoritas tersangka dalam aksi kerusuhan di Blitar masih berusia anak-anak.
Joko Pramono, Kepala Sekolah Kelas Bung Karno mengatakan situasi darurat pendidikan ini perlu perhatian dari pemerintah, pelaku pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat.
“Anak-anak putus sekolah rentan terjerumus ke dalam perilaku negatif, seperti kerusuhan dan tindakan anarkis, karena kurangnya pendidikan karakter dan kesadaran kebangsaan,” ujarnya Selasa (2/9/2025).
Tingginya angka anak putus sekolah tidak hanya mencerminkan masalah akses pendidikan, tetapi juga kegagalan dalam membangun karakter kebangsaan yang kokoh di kalangan generasi muda.
Joko mengusulkan penguatan pendidikan karakter melalui program Nation and Character Building yang digagas melalui Kelas Bung Karno.
Program ini bertujuan menanamkan niai-nilai nasionalisme: cinta tanah air, disiplin, keberanian, dan tanggung jawab sosial, melalui kegiatan edukatif dan interaktif.
“Kami ingin anak-anak, baik yang masih bersekolah maupun yang putus sekolah, memahami identitas dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara,” jelas Joko.
Joko menambahkan, situasi darurat pendidikan kebangsaan di Blitar Raya ini memerlukan kerja sama lintas sektor.
Ia mengajak pemerintah Kota dan Kabupaten Blitar, sekolah, serta masyarakat untuk bersama-sama membangun sistem pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada pembangunan karakter.
“Dengan semangat gotong royong, kita harus bangkit dari darurat pendidikan kebangsaan ini,” pungkasnya.
Tersangka kerusuhan mayoritas anak-anak
Sementara dari 50 orang lebih yang diamankan dalam aksi kerusuhan di kantor DPRD Kabupaten Blitar, 19 orang ditetapkan tersangka.
12 di antaranya berusia anak. Sisanya berusia dewasa. 1 tersangka anak terungkap melempar molotov ke kantor DPRD Kabupaten Blitar.
“Kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. Hingga kini tidak berhenti mengembangkan penyelidikan,” ujar Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman.
Sebanyak 19 tersangka pengerusakan dan penjarahan gedung DPRD Kabupaten Blitar langsung ditahan. Untuk 12 tersangka anak dititipkan di Lapas Anak Blitar.
Menurut Kapolres Arif mayoritas tersangka anak-anak berusia 14-15 tahun. Bahkan ada satu yang berusia sekolah dasar yang langsung dipulangkan karena tidak terlibat langsung.
Sementara dari hasil penyelidikan terungkap tersangka melakukan koordinasi melalui di WA grup (WAG).
WAG memakai nama Info Demo Blitar dengan anggota mencapai 1000. WAG terbentuk mendadak sebelum aksi kerusuhan digelar.
Di dalamnya berisi provokasi, ajakan demo dengan berbagai aksi brutal. Termasuk untuk menenggak minuman keras (miras) sebelum aksi.
Begitu aksi kerusuhan pecah, kata Kapolres Arif WAG dihapus, dibubarkan.
“Saat ini masih kita dalami siapa yang membuat grup WA dan mengajak anak-anak serta melakukan provokasi,” jelasnya.
Penulis: Solichan Arif