Bacaini.id, NGANJUK – Kharisma penyanyi dangdut Rhoma Irama seperti tak lekang oleh zaman. Meski diterpa berbagai isu hingga munculnya penyanyi baru, Rhoma Irama tetap memiliki pemuja.
Di Nganjuk Jawa Timur, tepatnya di Desa Lambang Kuning, Kecamatan Kertosono, terdapat sebuah keluarga yang menjadi pemuja Rhoma Irama. Saking cintanya kepada Rhoma, seluruh anak mereka diberi nama yang berkaitan dengan raja dangdut.
Kecintaan Sri Subekti kepada Rhoma Irama sudah tumbuh sejak remaja. Ibu rumah tangga ini mengaku sangat memuja Rhoma hingga rela melakukan apa saja untuk idolanya. “Saya memberi nama semua anak saya dengan identitas Rhoma Irama,” katanya, Jumat 11 Juni 2021.
Anak sulungnya diberi nama Nika Aprilya Wati, mengambil dari nama istri pertama Rhoma, Veronika. Anak keduanya diberi nama Roma Duwi Juliandi, yang mengambil nama Rhoma Irama.
Anak keempat bernama Rizky Purnaning Sari, yang mengambil nama Debby Veramasari, salah satu anak Rhoma Irama. Sedangkan anak bungsunya bernama Romi Panca Sugiarta, yang terinspirasi dari anak Rhoma Irama yang lain bernama Romy Syahrial. “Hanya anak ketiga yang tidak ada unsur keluarga Rhoma Irama,” kata Sri Subekti.
Di masa muda, Sri Subekti adalah penyanyi salah satu grup dangdut. Di sana pula dia mengenal pemain gitar bernama Totok Sudarwoko, yang menjadi suaminya sekarang. Keduanya sangat menggemari lagu dangdut, utamanya Rhoma Irama.
Sayang pemberian nama keluarga Rhoma Irama ini tak serta merta membuat anak-anaknya jago main musik. Dari lima anaknya, hanya Rhoma Duwi Juliandi yang mewarisi kemampuan bermusik orang tuanya. Rhoma piawai bermain bass dan gitar.
Pembantu Rhoma
Kecintaan Sri Subekti kepada Rhoma Irama tak sekedar memberi nama anaknya saja. Sebelum menikah, Sri Subekti pernah merantau ke ibu kota untuk bisa bertemu pujaannya.
Sri yang kini berusia 61 tahun masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama saat merantau ke Jakarta. Bersama seorang temannya, Sri mencari kediaman Rhoma Irama. Kisah itu terjadi tahun 1978 silam.
Bermodal uang enam ribu rupiah hasil menjual liontin kalung pemberian bapaknya, Sri membeli tiket kereta api. Tak ada barang yang dibawa selain pakaian dan buku lagu-lagu Rhoma yang disimpan di tas.
Kondisi Jakarta yang tak seramai sekarang memudahkan Sri Subekti menemukan rumah sang idola. Di sana ia disambut beberapa asisten yang berjaga di depan rumah. Sri mengaku langsung diterima bekerja oleh istri pertama Rhoma yakni Veronica sebagai pembantu rumah tangga. “Saya disambut Om Popong dari Jombang dan Om Yayat, keduanya sekretaris Bang Haji Oma,” katanya.
Selama bekerja sebagai pembantu, ia mencatat semua aktivitas Rhoma dalam buku diary. Sri juga masih mengingat kebiasaan Rhoma setiap hari. Seperti kapan waktunya makan, pakaian favorit, serta kegiatan di rumah lainnya.
“Jam delapan malam biasanya Bang Haji Oma latihan karate berdua dengan asistennya. Setelah itu ke ruang belakang memegang gitar dan mengarang lagu,” ungkapnya.
Sayang keberadaan Sri di rumah itu tidak lama, hanya dua pekan saja. Sisanya ia habiskan untuk membantu di rumah Haji Kunjen, teman Rhoma Irama. Sri berpindah tuan karena Rhoma Irama mengikuti show di Hongkong.
Tak lama bekerja di rumah Haji Kunjen, Sri dipaksa pulang kembali ke Nganjuk. Rupanya keluarganya di kampung menyiarkan berita kehilangan anak dan menyebutkan ciri-cirinya. Iklan di radio itu pun didengar oleh Haji Kunjen yang memaksanya pulang ke rumah. “Empat hari saya tutupi akhirnya ketahuan juga, saya dipulangkan ke rumah setelah dijemput bapak saya,” tuturnya.
Satu keinginan Sri Subekti sebelum meninggal kelak adalah bertemu kembali dengan Rhoma Irama. “Setiap menyanyikan lagu (berjudul) Keramat saya selalu menangis, ingin bertemu dengan Bang Haji Oma, setidaknya sebelum saya meninggal,” ujarnya. (HTW)
Tonton video: