Bacaini.id, KEDIRI – Pemerintah Kabupaten Kediri terus membangun koordinasi dengan pemerintah di sekitarnya. Setelah menerima Bupati Trenggalek, Mas Bup Hanindhito Himawan Pramana menerima kunjungan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Bertempat di Pendopo Kabupaten Kediri Panjalu Djayati, Mas Bup berbincang santai dengan Mas Abu. Kedua pemimpin muda ini membicarakan banyak hal tentang potensi kerjasama yang bisa dilakukan kedua daerah.
Mas Bup mengatakan kehidupan di kabupaten ataupun kota sama saja. Kabupaten tidak bisa bertumbuh sendiri tanpa kota, begitu pula sebaliknya. Karena itu dibutuhkan kolaborasi kedua wilayah untuk tumbuh bersama.
Kolaborasi ini bisa di bidang pelayanan kesehatan, di mana warga Kabupaten Kediri yang bermukim di Barat Sungai Brantas bisa berobat ke rumah sakit di kota karena dekat. Karena akan terlalu jauh bila harus berobat ke RSUD SLG.
“Dalam hal pendidikan, memang SMA 1, SMA 2, SMP 1 sekolah top. Namun jangan semua larinya ke sana. Makanya warga Kediri yang tinggal di kabupaten harus punya sekolah sendiri yang bisa bersaing dengan baik,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Mas Abu yang mengungkapkan contoh kolaborasi kedua daerah di bidang pariwisata. Kabupaten Kediri memiliki pariwisata yang sangat banyak dan indah sehingga banyak orang yang ingin berkunjung ke sana.
Sementara Kota kediri justru tak memiliki. Karena itu dia membranding kotanya sebagai kota pendidikan, jasa, dan perdagangan. Namun Kota Kediri bisa menjadi penyangga pariwisata Kabupaten Kediri. Misalnya saja orang yang berwisata di Kabupaten Kediri bisa menginap dan berkuliner di Kota Kediri.
Mas Abu yang menyempatkan diri berkeliling dan melihat bangunan Pendopo terlihat kagum. Mas Bup tampak mendampingi dan menjelaskan setiap ruang dan taman yang dilalui. Mereka berdua juga membicarakan hal-hal menarik seputar makanan yang disukai, hobi, dan tempat-tempat asyik untuk dikunjungi di Kediri.
Menurut Mas Abu, Pendopo Kabupaten Kediri ini sangat nyaman. Selain tempatnya luas, ungkapan-ungkapan bahwa di pendopo pasti ada tempat yang angker atau horor itu tidak terlihat di sini. “Sudut-sudut di ruangan ini seperti ruang kerja Mas Bupati, musala, saya lihat adem-adem saja karena sudah dibuat salat dan mengaji. Sehingga ungkapan horor itu tidak ada disini. Saya juga berkesan melihat lukisan yang dipajang disini karena keren-keren,” kesannya. (ADV)
Tonton video:





