JOMBANG – Hujan lebat yang melanda Kabupaten Jombang, beberapa hari terakhir, menyebabkan tanaman cabai di Dusun Tinggar, Desa Tinggar, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang terendam air sedalam 80 centimeter.
Akibatnya, para petani cabai di desa setempat terpaksa memanen dini tanaman mereka, agar tidak membusuk. ”Ini panen yang pertama sekaligus terakhir,’’ ujar Imam Yahdi, kepada Bacaini.id, Selasa, 3 November 2020.
Imam menjelaskan, dalam satu kali musim tanam cabai, seharusnya bisa memanen 10 hingga 11 kali. Namun karena terendam banjir, pohon dan daun jadi membusuk. ”Mau tidak mau dipanen sekarang dan pohon nya kita cabuti,’’ jelasnya.
Dia juga menjelaskan, akibat guyuran hujan yang melanda wilayah Jombang sejak seminggu ini, membuat air meluber ke sawah dan menggenangi hektaran sawah cabai milik petani. ”Musim ini sudah jelas gagal panen. Harusnya, November belum musim hujan, tapi namanya cuaca tak bisa diprediksi,’’ katanya.
Selain hujan lebat, faktor lain yang membuat sawah petani terendam banjir karena saluran air yang berada di desa setempat tersumbat, akibatnya air meluber dan menggenang sawah warga.
Petani terpaksa memanen dini cabai cabai mereka. Kemudian, cabai yang berwarna hijau tersebut dijual ke tengkulak dengan harga murah. ”Ini dijual ke tengkulak, tidak tahu harganya nanti. Kemarin-kemarin, masih Rp 7 ribu perkilogram. Tapi tidak tahu sekarang mungkin Rp 3 ribu perkilo,’’ katanya.
Yahdi menaksir, total kerugian mencapai Rp 5 juta per petak. ”Modal awal saya dulu Rp 5 jutaan per petak nya. Jadi otomatis tidak bisa balik modal,’’ papar dia.
Lebih lanjut, Yahdi berharap kedepan ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi genangan air yang menumpuk jadi satu di lahan mereka. Pasalnya jika tidak ada pengaturan ulang irigasi masalah genangan akan terua terjadi dan merugikan petani.
Penulis : Syailendra
Editor : Karebet