Bacaini.id, KEDIRI – Dua mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Satu Tulungagung sukses membuat produk minuman susu yang populer. Memanfaatkan susu sapi dari Kecamatan Sendang, produk mereka digandrungi para penggemar susu.
Dua mahasiswi kreatif itu adalah Tiza Seftiana dan Sajidah Hafizah. Mahasiswi semester tujuh Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah ini menemukan formula racikan susu sapi yang diolah dengan higienis, dan tanpa menurunkan kualitas. Mereka memanfaatkan produksi susu sapi dari peternak sapi perah di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Namanya Susu Sapi Sendang (S3).
“Di tempat kami terdapat banyak peternak sapi perah. Selama ini mereka menjual susu mentah ke koperasi. Kami berpikir untuk menaikkan nilai ekonominya dengan mengolah menjadi susu siap minum,” kata Tiza kepada Bacaini.id, Kamis, 23 September 2021.
Berawal dari uji coba yang selalu gagal, duet Tiza – Sajidah akhirnya menemukan komposisi racikan yang pas. Susu mentah yang dibeli dari KUD Tani Wilis dimasak dalam suhu 72 derajat celcius. Suhu ini adalah yang direkomendasikan untuk proses pasteurisasi agar susu tidak basi.
“Harus menggunakan api kecil dan termometer ruangan untuk memastikan suhunya 72 derajat. Jika terlalu tinggi akan merusak kualitas susu atau pecah. Jika terlalu rendah akan membuat susu cepat basi,” kata Tiza menjelaskan prosesnya.
Setelah dianggap matang, ditambahkan perasa makanan. Mulai dari rasa original, stroberi, melon, taro, alpukat, dan coklat. Produk S3 ini diklaim bisa tahan hingga 2-3 jam pada suhu ruangan. Jika dimasukkan lemari es akan bertahan sampai 3 hari. Masa kadaluarsanya makin panjang mencapai tujuh hari jika dimasukkan freezer.
Produk rumahan yang dikemas dalam botol cantik ini laku keras di pasaran. Dibandrol hanya Rp 8.000 per botol ukuran 250 ml, Susu Sapi Sendang ini banyak diburu remaja dan anak-anak.
Berawal Dari Reseller
Kesuksesan Tiza dan Sajidah menciptakan produk susu ini tak semudah membalik telapak tangan. Keduanya bahkan mengawali semuanya sebagai reseller dari produk susu lain.
Tak terima hanya menjadi penjual, Tiza dan Sajidah mencari tahu cara membuatnya. Hingga mereka menemukan sumber bahan baku susu yang dibeli dari peternak Kecamatan Sendang. “Kami dulu menjualkan produk orang lain,” tutur Sajidah.
Menemukan formula produksi yang sempurna bukan akhir dari bisnis ini. Faktanya, setelah meracik susu mentah menjadi siap minum, mereka harus memutar otak untuk menjualnya.
“Kami tak punya tempat tetap untuk berjualan, jadi pindah-pindah. Itu menyulitkan pelanggan untuk mencari produk S3,” kata Sajidah.
Kini dengan memanfaatkan teknologi, mereka bisa menjual S3 melalui aplikasi online seperti Instagram dan Facebook. Sedangkan pemasaran offline dapat dijumpai di GOR Lembu Peteng setiap hari pukul 06.00-08.00. Khusus Hari Minggu lokasi jualan pindah di Pasar Senggol Tulungagung dengan jam sama.
Penulis: Dilawati
Editor: HTW
Tonton video: