Bacaini.ID, KEDIRI – Pencemaran sumur rumah warga di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri masih berlanjut. Hingga kini belum ada solusi atas kebutuhan air bersih mereka.
Munaim, salah satu warga yang sumurnya tercemar mengatakan sampai saat ini belum ada solusi atas pencemaran tersebut. Pertemuan yang dilakukan antara perwakilan pabrik gula, pemerintah desa dan warga tak membuahkan hasil.
“Tadi hasil pertemuan untuk bantuan kebutuhan air bersih belum ada kejelasan, selain menunggu bantuan tadi sama pak lurah disuruh usaha mandiri,” kata Munaim kepada Bacaini.ID, Jumat, 11 April 2025.
Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Kediri telah melakukan observasi ke lokasi melakukan pengambilan contoh air. Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti mengatakan pengambilan contoh air dilakukan di 12 titik lokasi.
“Pengambilan sampel air di 12 titik lokasi, 7 dari sumur warga yg tercemar, 1 dari sumur di dekat area blotong, 3 di sisi utara, barat, dan selatan warga tercemar, serta 1 di sisi timur timbunan blotong,” jelas Putut.
Pengambilan tidak hanya air dari sumur warga, namun juga sampel tanah, baik di area timbunan blotong, maupun di pekarangan rumah warga.
Pihaknya akan mengirim sampel tersebut ke laboratorium, dan menunggu hasil uji laboratorium tersebut untuk melihat kandungan air. Untuk kebutuhan air bersih, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Untuk kebutuhan air bersih, sedang kita koordinasikan dengan pihak-pihak terkait, dimungkinkan droping air bersih secepatnya,” tandasnya.
Koordinator Forum Kali Brantas yang merupakan pemerhati lingkungan dan berfokus mengenai kualitas air di Sungai Brantas, Candra Iman Asrori melakukan rapid test kelayakan serta kandungan dalam sir sumur tersebut.
Hasilnya dari 3 sampel sumur warga dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung fosfat dan nitrit di atas ambang baku mutu.
“Rekomendasinya air tidak boleh digunakan baik untuk minum, mandi serta gosok gigi,” jelas Candra.
Penulis: A.K. Jatmiko
Editor: Hari TW