Bacaini.ID, KEDIRI – Perut buncit pria kerap dianggap sebagai kemapanan, diidentikkan sebagai simbol kemakmuran.
Padahal di belakang stigma buncit itu ada persoalan kesehatan mengintai. Perut buncit pria sering disebut obesitas sentral.
Penumpukan lemak di sekitar perut, lemak viseral, berbeda dengan lemak subkutan yang ada di bawah kulit, jadi penanda.
Menurut WHO, laki-laki dengan lingkar perut lebih dari 90 cm sudah dikategorikan mengalami obesitas sentral.
Penting untuk diwaspadai karena lemak viseral berada di sekitar organ vital seperti hati, pankreas, dan usus. Akibatnya risiko penyakit metabolik dapat meningkat signifikan.
Alasan Perut Buncit Dianggap Berbahaya
Menurut data National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa lemak viseral bersifat aktif secara metabolik.
Artinya bisa mengeluarkan zat kimia, sitokin, yang memicu peradangan kronis. Peradangan inilah yang jadi pintu masuk berbagai penyakit serius.
Sebuah studi di The Lancet juga menemukan, obesitas sentral meningkatkan risiko kematian dini meskipun indeks massa tubuh (BMI) seseorang masih normal.
Jadi meskipun badan tidak gemuk kondisi perut buncit tetap berbahaya.
Penyebab Perut Buncit pada Pria
• Konsumsi kalori berlebih.
Minuman manis, makanan cepat saji, dan alkohol berkontribusi besar.
Penelitian Harvard T.H. Chan School of Public Health menunjukkan pria yang rutin minum soda memiliki lingkar perut rata-rata 5 cm lebih besar dibandingkan yang jarang minum.
• Kurang olahraga
Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menyebutkan, pria yang duduk lebih dari 8 jam sehari berisiko 2 kali lebih tinggi mengalami obesitas sentral.
• Faktor usia dan hormon
Testosteron menurun seiring usia. Riset dari Obesity Reviews menemukan pria dengan kadar testosteron rendah lebih rentan menumpuk lemak di perut.
• Stres kronis
Hormon kortisol yang tinggi akibat stres memicu penyimpanan lemak di sekitar organ perut.
Dampak Kesehatan Perut Buncit
• Diabetes tipe 2
Lemak viseral mengganggu sensitivitas insulin. Data IDF (International Diabetes Federation) menyebutkan, 80% penderita diabetes tipe 2 mengalami obesitas sentral.
• Penyakit jantung dan stroke
Lemak perut meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan tekanan darah. Risiko serangan jantung bisa naik hingga 3 kali lipat.
• Gangguan hati
Lemak berlebih di perut berhubungan dengan fatty liver (NAFLD), penyakit hati yang makin sering terjadi pada pria usia 30–50 tahun.
• Masalah seksual
Studi Harvard Medical School menunjukkan pria dengan obesitas sentral 50% lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.
• Kanker tertentu
Lemak viseral juga dikaitkan dengan kanker usus besar dan kanker prostat.
Cara Mengatasi Perut Buncit
• Atur pola makan
Kurangi karbohidrat olahan, makanan tinggi gula, dan alkohol.
• Perbanyak protein dan serat
Ikan, sayur, kacang-kacangan juga dapat membantu metabolisme lebih sehat.
• Rutin olahraga
Latihan kardio seperti lari, bersepeda, renang minimal 150 menit/minggu.
Latihan beban juga penting karena meningkatkan massa otot yang membantu pembakaran kalori lebih efektif.
• Tidur cukup
Sebuah studi menemukan bahwa pria yang tidur <5 jam/hari berisiko obesitas 45% lebih tinggi dibanding yang tidur cukup.
• Kelola stres
Meditasi, yoga, atau hobi bisa menurunkan kadar kortisol dan membantu mengurangi lemak perut.
Perut buncit bisa saja banyak disukai karena stigma positif yang menyertainya.
Namun, secara medis ini adalah tanda bahaya yang erat kaitannya dengan penyakit metabolik, jantung, hingga gangguan seksual.
Karenanya, kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat sangat diperlukan terutama bagi pria dewasa.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif