Bacaini.ID, KEDIRI – Tren soft life tidak hanya menjadi gaya hidup gen Z.
Di berbagai belahan dunia, soft life awalnya merupakan gerakan yang dipopulerkan komunitas influencer Nigeria.
Soft life merupakan gaya hidup yang lebih mengutamakan kesejahteraan pribadi dan ketenangan jiwa.
Gaya hidup yang mendobrak stereotip kaum milenial yang menganggap kesejahteraan hanya bersifat materi dan untuk mencapainya harus kerja keras.
Selama ini, kaum muda dijejali dengan doktrin kemapanan, produktivitas yang alih-alih membuat sejahtera, namun justru kerap menimbulkan masalah kesehatan fisik dan psikologis.
Dikutip dari Forbes, berikut landasan gerakan soft life yang kini secara global banyak diikuti oleh gen Z termasuk di Indonesia.
Menolak Budaya Kerja Keras
Generasi sebelumnya tumbuh dengan etos kerja keras dan mental juang yang tinggi.
Ini yang membuat generasi sebelum gen Z memiliki pandangan kesuksesan dapat diwujudkan melalui kerja keras.
Mental juang yang tinggi tersebut seringkali membuat seseorang mengabaikan kesehatan fisik dan mental. Produktivitas kerja menjadi penilaian utama.
Namun kini pandangan tersebut tidak berlaku lagi. Semakin banyak orang menyadari bahwa menjalani kehidupan terbaik tidak hanya ditentukan kesuksesan materi yang luar biasa atau standar sosial.
Survei KeyBank menyebutkan, orang masa kini menolak budaya kerja keras dan beralih ke kehidupan yang lebih santai seiring meningkatnya biaya hidup.
Sebanyak 72% responden lebih suka mendefinisikan kesuksesan melalui sudut pandang kehidupan yang santai.
Hidup yang lebih menekankan kebahagiaan, kepuasan, dan pemenuhan.
Sementara 54% orang percaya bahwa budaya kerja keras, yang mengukur kesuksesan berdasarkan kekayaan, status, dan prestasi, dapat mengakibatkan kelelahan.
Gerakan soft life mempromosikan pendekatan yang seimbang antara pekerjaan dan kehidupan. Kesehatan pribadi tidak dikorbankan demi pencapaian profesional.
Sehat dengan Merawat Diri Sendiri
Hidup tenang dengan prioritas kesehatan mental dan fisik. Ini mencakup rutinitas perawatan diri secara teratur dan terlibat dalam aktivitas yang mendatangkan kegembiraan dan relaksasi.
Pendekatan ini menangkal tekanan dari lingkungan sosial untuk tampil dan berprestasi.
Semakin tingginya angka penderita masalah mental, membuat orang muda sekarang lebih memprioritaskan kesehatan mental mereka.
Kebutuhan pada kesejahteraan mental lebih dianggap penting agar mampu menghadapi tantangan dunia yang semakin tak menentu.
Hidup dengan Tujuan Sambil Menetapkan Batasan
Soft life adalah tentang memiliki tujuan dalam mengelola waktu dan energi.
Hal ini mendorong seseorang untuk membuat keputusan secara sadar yang sejalan dengan nilai-nilai yang diyakini.
Menjalani soft life tidak berarti menghindari tanggung jawab atau bersikap sembrono. Sebaliknya melibatkan kesadaran diri pada keterbatasan yang dimiliki.
Soft life berkomitmen pada apa yang dapat dikerjakan sesuai skill dan menghindari komitmen berlebihan yang berujung stres.
Menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi merupakan komponen inti dari soft life.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif