Bacaini.id, KEDIRI – Sebagai salah satu industri kreatif yang tumbuh sejak puluhan tahun silam, media massa mengalami transformasi sesuai kebutuhan zaman. Diawali lahirnya media cetak yang disusul radio serta televisi, bisnis informasi berubah menjadi media dalam jaringan (daring) berbasis internet.
Jurnalisme online tercatat muncul pada tahun 1993 di Amerika Serikat, usai ditemukannya beberapa browser atau mesin pencari seperti google dan mozilla pada tahun 1992. New York Times menjadi media massa pertama yang mengunggah berita mereka melalui web pada tanggal 8 Desember 1993.
Belakangan pertumbuhan media online tumbuh pesat dan mempengaruhi bisnis media massa di Indonesia. Penyajian informasi yang cepat membuat media ini diminati masyarakat, menggeser peranan media cetak, radio, dan televisi.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 77,02 persen pada medio 2021 – 2022. Tren ini meningkat dari tahun ke tahun, di mana pada tahun 2018 penetraasi internet di tanah air mencapai 64,8 persen dan 73,7 persen pada medio 2019 – 2020.
Tingginya penggunaan internet di masyarakat ini menjadi faktor utama beralihnya platform media massa menjadi daring (online). Beberapa perusahaan media yang memproduksi koran dan majalah ramai-ramai memboyong platform mereka ke bentuk online. Demikian pula radio dan televisi yang membangun media online untuk menjaring pemirsa di dunia maya.
Dalam waktu singkat media online benar-benar mendominasi bisnis media arus utama dengan segala kelebihan dan kecepatannya. Kebutuhan akan koran, majalah, radio, dan televisi dijawab tuntas oleh media online. Hanya bermodal gadget, masyarakat sudah bisa menikmati produk tulisan, foto, dan video sekaligus.
Bukan hanya menguntungkan masyarakat sebagai penikmat informasi, migrasi ini juga memudahkan pekerja media dalam memproduksi berita. “Sekarang semua perangkat kerja cukup mengandalkan gadget. Mulai memotret, merekam video, mengedit, sampai mengunggah bisa dilakukan melalui perangkat selular,” kata Afnan Subagio, Pemimpin Redaksi media online Bacaini.id.
Proses kerja yang ringkas ini, menurut Afnan, sangat membantu operasional perusahaan media. Sebagai penanggung jawab produksi, dia tak lagi harus menyediakan perangkat besar seperti personal computer (PC) dengan spek tertentu, karena seluruh kebutuhan itu sudah terpenuhi dari gadget.
Tak hanya media online, migrasi kerja menggunakan gadget juga dilakukan wartawan televisi. Mereka mulai meninggalkan kamera jinjing dan kaset, untuk beralih menggunakan gadget dengan spesifikasi tertentu. “Kualitas gambarnya juga sama, bahkan lebih praktis pengoperasiannya,” kata Kridaning Jatmiko, jurnalis MNC yang bertugas di wilayah Kediri.
Baik Afnan Subagio dan Kridaning Jatmiko sepakat jika kunci pekerjaan mereka bertumpu pada kualitas jaringan internet. Karena itu pemilihan operator seluler atau layanan telekomunikasi menjadi nyawa para pekerja media saat ini.
“Jika salah memilih jasa operator seluler, habislah kita. Karena kecepatan informasi yang kami produksi sangat bergantung pada kualitas jaringan internet yang digunakan,” tegas Kridaning Jatmiko.
Digital Marketing
Selain pekerja media, industri kreatif yang bertumpu pada kekuatan jaringan internet adalah digital marketing. Digital marketing merupakan strategi pemasaran yang menggunakan teknologi digital, perangkat elektronik, dan internet untuk menjangkau konsumen.
Jaringan Internet menjadi andalan digital marketing untuk membangun identitas merek dan mengembangkan pemasaran. Hal ini membedakan dengan strategi pemasaran konvensional yang menggunakan medium iklan cetak dan papan reklame.
Pengajar marketing Southern New Hampshire University, Jessica Rogers menyebut pemasaran konvensional menjangkau konsumen yang luas. Sedangkan digital marketing mampu mencapai audiens yang spesifik.
Digital marketing diklaim sebagai strategi pemasaran paling efektif di era sekarang. Tak heran jika para pelaku usaha, khususnya kelompok kecil dan menengah dituntut mampu memanfaatkan teknologi internet sebagai media pemasaran.
Selain kemampuan menjangkau konsumen secara akurat, digital marketing juga memangkas biaya promosi. Sama seperti halnya bisnis media yang dituntut kecepakatan, digital marketing juga bertumpu pada kekuatan jaringan internet yang dimiliki.
Smartfren Unlimited
Menjawab kebutuhan tersebut, perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terdepan di Indonesia Smartfren meluncurkan paket Unlimited Nonstop. Paket ini menjamin pelanggan tetap bisa mengakses aplikasi apapun selama 24 jam, serta mendapat akses nonstop setelah kuota utama habis.
Termasuk mengupload konten video berukuran besar bagi pekerja media, ataupun pelaku usaha yang memanfaatkan digital marketing.
Deputy CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim mengatakan perusahaannya terus berusaha melahirkan inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Dengan produk ini, warganet tetap bisa mengupload konten video ke aplikasi TikTok, Instagram Reels atau YouTube, tanpa khawatir kehabisan kuota.
“Kami hadirkan Smartfren Unlimited Nonstop agar mereka bisa melakukan passion digitalnya tanpa khawatir. Paket Unlimited Nonstop ini bisa bikin nonstop internetan tanpa sedot pulsa. Begitu kuota utama habis, pelanggan akan mendapatkan akses nonstop,” tutur Djoko dikutip dari laman smartfren.com.
Smartfren Unlimited Nonstop ini tersedia dalam bentuk kartu perdana dan voucer data sebagai berikut:
- Unlimited Nonstop 2 GB seharga Rp10.000 masa aktif 10 hari
- Unlimited Nonstop 3 GB seharga Rp15.000 masa aktif 14 hari
- Unlimited Nonstop 6 GB seharga Rp30.000 masa aktif 30 hari
- Unlimited Nonstop 12 GB seharga Rp45.000 masa aktif 30 hari
- Unlimited Nonstop 30 GB seharga Rp70.000 masa aktif 30 hari
- Unlimited Nonstop 45 GB seharga Rp100.000 masa aktif 30 hari
Seluruh pilihan tersebut sudah termasuk fasilitas gratis telepon ke seluruh nomor Smartfren. Khusus Unlimited Nonstop 3 GB dan 6 GB, pelanggan akan mendapatkan bonus kuota lokal hingga 4 GB.
Tertarik membangun usaha berbasis internet? Be smart dengan Smartfren.
Penulis: Hari Tri Wasono