Bacaini.ID, KEDIRI – Sebagian besar remaja Jawa tahun 90-an pasti tak asing dengan candaan: “tuwek ngentut’an”, tua suka kentut.
Benarkah orang semakin tua kian sering kentut? Apa penyebabnya?
Baca Juga:
- Fakta Ilmiah Kentut di Depan Pasangan: Tanda Hubungan Bahagia
- Dari Solo Together Mereka Bertemu Jodoh, Teman dan Pekerjaan
Hal pertama yang perlu dipahami, kentut merupakan proses alami dan penting untuk tubuh. Terutama berhubungan langsung dengan pencernaan.
Udara dan gas yang terperangkap dalam lambung, baik itu karena proses pencernaan maupun yang tertelan saat berbicara, akan keluar sebagai kentut dan sendawa.
Lantas, mengapa semakin bertambah usia seseorang semakin sering kentut maupun sendawa?
Kentut (flatulence) dan bersendawa (eructation) merupakan fenomena yang sangat umum, dan ada beberapa penyebab fisiologis yang saling berkaitan.
• Penurunan Fungsi Otot
Ada dua katup penting diantara kerongkongan dan lambung, dan pada anus. Namanya sfingter esofagus bawah (LES, lower esophageal sphincter) dan sfingter anus (internal and external anal sphincter).
Seiring bertambahnya usia, otot-otot polos dan lurik ini melemah karena penurunan massa dan kekuatan otot akibat penuaan, juga berkurangnya elastisitas jaringan ikat.
Akibatnya, LES lebih mudah ‘bocor’. Udara atau gas dari lambung lebih mudah naik ke atas, akibatkan bersendawa lebih sering.
Sementara, sfingter anus juga mengalami hal sama, kendur. Akibatnya gas lebih mudah keluar tanpa bisa ditahan lama, dan kentut menjadi lebih sering bahkan tanpa disadari.
• Perubahan Motilitas Saluran Cerna
Semakin bertambah usia, gerakan peristaltik lambung dan usus melambat dan ini lazim terjadi.
Makanan dan udara tertahan lebih lama di lambung dan usus, fermentasi oleh bakteri usus besar pun meningkat. Akibatnya, produksi gas (H₂, CO₂, CH₄) lebih banyak.
Karena peristaltik lambat, gas ini juga lebih susah dikeluarkan secara teratur, jadi akhirnya keluar sekaligus dalam jumlah besar berbentuk kentut atau bersendawa yang ‘menggelegar’.
• Perubahan Komposisi Mikrobiota Usus
Seiring usia, komposisi bakteri usus berubah, bakteri penghasil gas cenderung lebih dominan.
Obat-obatan yang seringkali dikonsumsi Lansia juga dapat memengaruhi flora usus yang akibatkan lebih banyak gas terbentuk.
• Aerophagia/Menelan Udara yang Meningkat
Banyak lansia pakai gigi palsu yang kurang pas sehingga saat makan atau minum lebih banyak menelan udara.
Makan lebih lambat dan mengunyah kurang baik juga akibatkan lebih banyak udara masuk ke lambung. Udara ini akan keluar lagi lewat sendawa.
• Penurunan Enzim Pencernaan
Produksi asam lambung, enzim pankreas, dan empedu sedikit berkurang, hal ini mengakibatkan karbohidrat kompleks dan serat kurang tercerna di usus halus.
Ketika difermentasi dalam usus besar menghasilkan gas yang lebih banyak.
• Kurang Gerak/Hipokinesia
Pada orang-orang yang kurang gerak, termasuk lansia, gerakan usus jadi melambat. Ini mengakibatkan gas terperangkap lebih lama dalam lambung dan bisa keluar tiba-tiba dalam bentuk kentut atau sendawa.
Semakin bertambah usia, otot katup jadi kendur, lambung-usus geraknya melambat dan bakteri usus yang berubah komposisinya, menjadi alasan mengapa semakin tua, semakin sering kentut dan bersendawa.
Kondisi ini akan diperparah apabila kurang gerak, gas menjadi lebih banyak diproduksi. Namun perubahan fisiologis ini lazim terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika ada gejala lain yang menyertainya seperti rasa nyeri di area tertentu.
Kemudian bau busuk, atau kentut dan sendawa terlalu sering atau berlebihan, perlu untuk segera cek ke dokter. Bisa jadi menjadi tanda GERD atau intoleransi makanan tertentu.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





