“Memang setiap zuhur dan asar, dia menjadi muadzin di musala dekat rumah,” terangnya.
Warga sekitar memang merasa kaget dengan penangkapan ES karena dia merupakan warga asli Desa Boro dan hidup normal di sebuah rumah bersama keluarganya. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang setrum aki mobil dan truk ini juga memiliki dua orang anak.
Keluarga ES pun bukan keluarga tertutup. ES sendiri terbilang sebagai pribadi yang ramah dan selalu menyapa saat bertemu warga sekitar. Saat ada warga meninggal dunia, ES juga selalu membantu.
“Kalau soal agama, dia (ES) tidak pernah membeda-bedakan golongan. Setiap ada kegiatan agama di lingkungan dia selalu hadir, bahkan berperan aktif menghidupkan jemaah,” ungkapnya.
Baca ini Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Tulungagung
Disinggung apakah ES pernah keluar negeri, Bambang mengaku bahwa ES pernah bercerita soal keberangkatanya ke luar negeri. Tetapi, satu tahun kemudian dia kembali ke Tulungagung karena sakit.
“Dulu dia cerita ke saya pernah ke Korea untuk bekerja. Tapi karena sakit, terpaksa dia pulang ke rumah,” imbuhnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira