Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Hari masih pagi saat terdengar suara lantunan doa-doa di gedung Aula TK Negeri Pembina, Tulungagung. Aktivitas penuh duka dan haru itu untuk memperingati 1.000 hari pasca kecelakaan bus rombongan guru TK yang terjadi di Kabupaten Blitar.
Tri Winarni, salah seorang guru TK mengatakan bahwa doa bersama ini dilantunkan oleh puluhan guru TK se-Kecamatan Tulungagung untuk empat orang guru TK dengan inisial SF, KS, AT dan TS yang meninggal dunia dalam peristiwa nahas pada 9 Desember 2019 silam.
“Kita kirimkan doa sekaligus sebagai bentuk penghargaan untuk mengenang jasa mereka selama mendidik murid-murid TK,” kata Tri Winarni kepada Bacaini.id usai doa bersama, Jumat, 2 September 2022.
Sementara itu, insiden kecelakaan itu menjadi trauma mendalam bagi Tri Winarni. Bagaimana tidak, empat orang rekannya sesama guru TK meninggal dunia di depan mata kepalanya. Sedangkan dia sendiri menjadi salah satu korban selamat yang berada di dalam bus.
Dia pun bercerita, tubuhnya terpelanting berkali-kali pada saat bus yang dinaikinya terguling ke dalam sungai. Sampai di dasar sungai, perempuan berusia 54 tahun itu berusaha keras menyelamatkan diri untuk keluar menuju pintu depan bus.
“Akhirnya saya berhasil keluar bus dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Saya yang masih selamat dari kecelakaan itu, sungguh di luar nalar,” ujarnya.
Meskipun sudah cukup lama berlalu, detik demi detik sebelum dan setelah peristiwa bus masuk ke dalam sungai itu masih melekat erat di benaknya. Bahkan sampai saat ini, dia masih tidak menyangka bisa selamat dan melanjutkan hidup setelah mengalami kecelakaan berat waktu itu.
Tri Winarni masih sering terbayang-bayang saat peristiwa yang membuat empat rekannya meninggal dunia. Meskipun pada saat kecelakaan itu dia hanya mendapatkan jahitan di beberapa bagian tubuhnya, namun luka tersebut masih tampak jelas membekas.
“Sudah seribu hari, saya masih teringat. Ketika saya teringat, saya langsung istigfar sebanyak-banyaknya untuk menenangkan batin saya sendiri. Tidak hanya saya, korban selamat lainnya bahkan harus menjalani pengobatan spiritual untuk menghilangkan trauma,” ungkapnya.
Oleh karena itu, setiap kali ada kesempatan, dia bersama dengan korban lainya tidak jarang melakukan doa bersama juga bersedekah atas nama mendiang. Kegiatan ini dilakukan dari iuran bersama para guru TK yang menjadi korban selamat dalam peristiwa itu.
“Saya berharap peritiwa kelam itu tidak terjadi lagi dan semoga rekan guru berpulang dengan tenang dan khusnul khotimah,” harapnya.
Untuk diketahui, pada 09 Desember 2019 lalu telah terjadi kecelakaan berat di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Kecelakaan itu melibatkan puluhan rombongan guru TK se-Kecamatan Tulungagung.
Bus Fabian Anugrah Trans yang mereka tumpangi terguling ke sungai setelah menghindari truk tronton yang pada saat itu mogok di jalan. Dalam kecelakaan itu, empat orang guru TK dinyatakan meninggal dunia.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira