• Login
  • Register
Bacaini.id
Friday, June 27, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Seragam Militer Ormas: Antara Gaya, Gengsi, dan Simulakra Kewibawaan

ditulis oleh Redaksi
27/06/2025
Durasi baca: 3 menit
522 5
0
Seragam Militer Ormas: Antara Gaya, Gengsi, dan Simulakra Kewibawaan

Seragam Pemuda Pancasila. foto: istimewa

Bacaini.ID, JAKARTA – Pekan ini ruang rapat Komisi III DPR RI kembali jadi panggung panas. Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi sekaligus politisi Partai NasDem melempar bola panas kepada organisasi massa Pemuda Pancasila. Dengan nada tegas ia meminta agar ormas tersebut mengganti seragam lorengnya yang terlalu mirip dengan TNI.

“Jangan sampai masyarakat bingung, mana tentara beneran, mana ormas,” ujar Sahroni dalam rapat tersebut.

Ucapan Sahroni bukan tanpa alasan. Kementerian Dalam Negeri sudah jauh hari menerbitkan surat edaran yang melarang organisasi massa, partai politik, bahkan instansi pemerintah sipil menggunakan seragam yang menyerupai aparat penegak hukum seperti TNI atau Polri. Tapi di lapangan, loreng-loreng itu masih beredar bebas. Bukan hanya di jalanan, tapi juga di panggung politik, hajatan, hingga upacara pernikahan.

Doreng Jadi Identitas

Di Indonesia, mengenakan atribut militer adalah soal status. Baju doreng bukan sekadar kain motif kamuflase, melainkan simbol wibawa dan kekuasaan. Bahkan bagi sebagian orang doreng adalah simbol kejantanan.

“Budaya kita memang masih memandang tinggi simbol-simbol militeristik. Banyak orang menganggap tampil seperti tentara itu keren dan berwibawa,” kata Gusmia Arianti, Sosiolog Universitas Al Azhar Indonesia kepada Bacaini.ID, Jumat, 27 Juni 2025.

Beberapa ormas di Indonesia tercatat menggunakan seragam doreng sebagai representasi ‘kewibawaan visual’. Mereka antara lain Pemuda Pancasila, Banser NU, LSM Grib Jaya, Kosgoro, AMPI milik Golkar, hingga Banteng Muda Indonesia bentukan PDI Perjuangan. Tak jarang atribut mereka lebih ramai dibandingkan tentara sungguhan.

Negara Militer dalam Imajinasi Visual

Fenomena mengundang perhatian jurnalis internasional. Dalam sebuah laporan investigasi, Indonesia sempat dicap sebagai “semi-militer state” karena banyaknya warga sipil, mulai dari satpam hingga pegawai pemerintahan, yang mengenakan seragam bak aparat. Seragam satpam kini nyaris identik dengan polisi. Petugas imigrasi, ATR/BPN, bahkan staf DPR pun kadang tampil dengan seragam taktikal lengkap.

“Sulit membedakan siapa sipil dan siapa aparat. Semuanya terlihat seperti pasukan,” keluh seorang wisatawan asal Jerman di Bandara Soekarno-Hatta.

Dari Acara Ormas hingga ke Pernikahan

Upacara pernikahan ala Banser. Foto: NU Gresik

Fenomena lebih mencengangkan saat ini adalah ormas tak hanya memakai baju militer, tapi juga mengadopsi gaya hidup militeristik. Video viral yang menunjukkan anggota Banser NU menikah sambil berseragam lengkap diiringi upacara pedang pora menunjukkan fakta itu. Sebuah simbol yang sejatinya eksklusif milik TNI dalam perayaan pernikahan anggota mereka.

Latihan fisik ala tentara, formasi baris-berbaris, hingga kegiatan ala militer jadi menu rutin sebagian ormas. Semua demi meneguhkan citra “penjaga ideologi bangsa” dalam versi mereka sendiri.

Gengsi dan Tuduhan Munafik

Kritik Sahroni bukan tanpa respons. Abishalom Soerjosoemarno, putra Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto Soerjosoemarno, langsung menuding balik. Ia menyebut Sahroni sebagai “munafik”, karena menurutnya sang legislator pernah menjadi bagian dari ormas yang kini ia kritik.

“Dia itu dulu pernah jadi pengurus PP. Sekarang tiba-tiba sok suci,” kata Abi di akun media sosialnya.

Anomali Aturan

Meski Kemendagri sudah bersuara lewat surat edaran, pelaksanaannya di lapangan nyaris tak terdengar. Tidak ada sanksi yang jelas, tidak ada pembinaan yang konsisten. Seolah-olah negara hanya bisa berseru, tapi tak bisa menindak.

Pertanyaannya sederhana. Sampai kapan gaya ala militer dibiarkan membaur tanpa batas antara sipil dan aparat? Jika semua orang bisa menjadi “tentara” cukup dengan membeli baju loreng di Pasar Senen, lalu apa makna kewenangan dan otoritas yang seharusnya eksklusif?

Seragam bukan sekadar pakaian. Ia adalah simbol. Dan ketika simbol kehilangan maknanya, yang tersisa hanyalah tontonan.

Penulis: Danny Wibisono*
*) Kepala Litbang Bacaini.ID

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: BanserGRIB Jayaormasseragam militer
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Iran-Israel Gencatan dan Saling Klaim Kemenangan, Perang Berakhir?

Iran-Israel Gencatan dan Saling Klaim Kemenangan, Perang Berakhir?

Seragam Militer Ormas: Antara Gaya, Gengsi, dan Simulakra Kewibawaan

Seragam Militer Ormas: Antara Gaya, Gengsi, dan Simulakra Kewibawaan

DBHCHT di Kab Blitar Cetak Tenaga Kerja Kecantikan Berdaya Saing

DBHCHT di Kab Blitar Cetak Tenaga Kerja Kecantikan Berdaya Saing

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15353 shares
    Share 6141 Tweet 3838
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16585 shares
    Share 6634 Tweet 4146
  • Insiden Makan Siang Wapres Gibran di Blitar: Paspampres Halau 3 Mahasiswa

    1115 shares
    Share 446 Tweet 279
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10859 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Warna Bulu Kucing Ternyata Menunjukkan Wataknya

    4961 shares
    Share 1984 Tweet 1240

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist