KEDIRI – Seniman Kota Kediri unjuk gigi dalam gelaran Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) 2020. Mengambil setting Goa Selomangleng, Sanggar Gamelan Guntur Kediri memainkan musik tradisional khas Kediri di ajang bergengsi ini.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan pemerintah daerah terus mendorong aktivitas masyarakat di semua lini, termasuk kesenian. Salah satunya dengan mengirimkan delegasi kesenian di ajang Yogyakarta Gamelan Festival 2020 yang ke-25.
“Kota Kediri sangat bangga sekali karena tahun ini kita bisa bergabung dalam Yogyakarta Gamelan Festival 2020,” kata Abdullah Abu Bakar.
Walikota juga menyampaikan kegembiraannya bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 ini, seniman Kota Kediri masih bisa berpartisipasi dalam event bergengsi tersebut. Meski dilangsungkan secara daring, namun kemegahan event ini masih bisa dirasakan masyarakat Indonesia yang menantikan Yogyakarta Gamelan Festival.
Dalam pentas ini, Sanggar Gamelan Guntur Kediri menampilkan kolaborasi musik tradisional dan modern. Perpaduan gamelan dengan biola dan saxopone mampu melahirkan nada-nada yang indah dan magis. Apalagi lokasi pengambilan gambar dilakukan di Goa Selomangleng yang memiliki nilai historis bagi sejarah Kota Kediri.
Yogyakarta Gamelan Festival adalah event tahunan yang telah berjalan selama 25 tahun. Event ini didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan melibatkan seniman dari dalam dan luar negeri.
Rangkaian acara YGF dilaksanakan mulai tanggal 18 – 22 November 2020. Selain pementasan gamelan, diadakan rembug budaya, lokakarya budaya, dan pergelaran tari.
Panitia memilih melaksanakan festival secara daring karena antusiasme para penampil yang ingin ikut serta meski di musim pandem. Festival gamelan ini diikuti belasan penampil seperti Gamelan Keller (Prancis), Gamelan Kancil Arles (Prancis), Gamelan Larasati (Prancis), Rasamaya (Surakarta), Padhang Moncar Gamelan Group (New Zealand), Sanggar Seni Jhung Rojhung (Pamekasan), Hai Definition x Gamelan Asmaradana (Singapura), Sanggar Tarara (Bangkalan), Sanggar Tari Guntur (Kota Kediri), Omah Cangkem (Yogyakarta), Canda Nada (Yogyakarta), dan Omah Gamelan (Yogyakarta).
Semua program dijalankan secara daring, dengan masing-masing penampil dari luar DIJ mengirimkan karya atau penampilannya dalam bentuk video. Video itu disiarkan secara live dari studio broadcast YGF. (Col)