Bacaini.id, KEDIRI – Bantaran Sungai Brantas menjadi destinasi wisata baru bagi masyarakat Kediri. Bermula dari tempat ngabuburit di bulan Ramadhan, hingga kini lokasi tersebut menjadi jujukan warga yang ingin bersantai.
Menikmati suasana teduh di atas tikar sambil memandang sungai adalah pengalaman refreshing yang luar biasa. Dari bantaran sungai yang luas, pengunjung bisa menikmati aliran sungai Brantas yang deras.
Dari lokasi ini juga terlihat lalu lalang kendaraan yang melintasi Jembatan Brawijaya. Sementara di ujung seberang sungai berdiri tegak gedung PT Gudang Garam Tbk, yang megah. “Ini seperti komposisi pemandangan yang lengkap,” kata Puji, salah satu pengunjung café lesehan bantaran Sungai Brantas.
Tak harus membawa tikar untuk menikmati pemandangan di sini. Puluhan tikar sudah disediakan penjual makanan di tepi sungai secara cuma-cuma. Sehingga pengunjung tinggal memesan makanan dan menu kaki lima sambil menunggu di tepi sungai.
baca ini Eksotisme Goa Lowo Terpanjang di Asia Tenggara
Sebagai pengunjung baru di tempat ini, Puji cukup terkejut dengan nyamannya lokasi itu. “Sebenarnya sudah lama tahu, karena mobilitas kerja saya lewatnya jembatan sini juga. Tapi ini tadi kebetulan pas antar catering, sama suami dan anak-anak lewat sini, akhirnya mampir,” lanjut Puji.
Warga Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri itu mengaku lebih aman dan nyaman datang ke lokasi alam terbuka selama pandemi. Karena itu dia mengajak anak dan suaminya refreshing.
Selain nyaman dan aman, harga makanan dan minuman yang dijual pedagang kaki lima cukup murah. Menu yang disediakan pun beragam, tak seperti tempat ngopi anak muda yang didominasi kopi.
Ada rujak buah, rujak cingur, kerupuk pecel, mie instan dan lainnya. “Kita beli suasana juga lho di sini, bisa edukasi anak-anak juga biar gak hanya ke kafe aja,” paparnya.
baca ini Wisata Kampung Indian Kediri Kembali Diminati
Jika Puji baru pertama kali merasakan asyiknya tempat itu, Ulan justru sudah berkali-kali. Warga Desa Dandangan, Kecamatan Kediri Kota ini bahkan sejak ramadhan sering nongkrong di sini.
” Ramadhan kemarin kita sering ngabuburit di sini. Beda sama nongkrong di kafe, di sini jauh lebih murah pasti, suasananya juga enak di sini,” kata perempuan 24 tahun itu.
Sempat Ditutup
Banyaknya warga yang berkunjung ke tempat ini sempat membuat Satgas Covid 19 melarang kunjungan. Penutupan itu dilakukan saat pengunjung sedang banyak-banyaknya berkumpul di bantaran Sungai Brantas.
“Sempat dipasang garis kuning, kita disuruh buyar, disuruh tutup dulu. Tapi besoknya sudah dibuka lagi,” kata Ivan, salah satu pedagang kaki lima di sana.
Menurut Ivan, bantaran Sungai Brantas sudah lama menjadi tempat para pedagang kaki lima mengais rejeki. Pedagang yang ada kebanyakan adalah warga sekitar yang harus menyambung hidup, terutama di tengah masa pandemi.
Sepi dan ramainya pengunjung yang datang sangat mempengaruhi penghasilan para pedagang. Terbukti walaupun hanya ditutup petugas selama satu hari, PKL sudah mengalami penurunan penghasilan yang cukup banyak.
“Tiga hari setelah dibuka lagi masih sepi. Pendapatan jelas menurun, kira-kira 50 persen lah, biasanya satu hari bawa pulang satu juta lebih. Ini separuh saja mungkin bisa kurang,” keluhnya.
Keluhan yang sama disampaikan Agus, tukang parkir. Setiap hari dia berharap derma dari pengunjung dengan memungut jasa keamanan sepeda motor. Dalam sehari Agus bisa mengumpulkan Rp 100 ribu. “Mmungkin banyak yang belum tahu kalau sudah dibuka lagi,” katanya.
Penulis: Novira Kharima
Editor: HTW
Tonton video: