Bacaini.ID, KEDIRI – Istilah deforestasi akhir-akhir ini kembali jadi perbincangan publik.
Hal itu menyusul adanya wacana perluasan pembukaan lahan dengan cara menggunduli hutan demi keperluan bisnis atau ekonomi.
Perbincangan deforestasi terkait erat dengan dampak yang timbul, dan itu memunculkan sikap pro dan kontra di dalamnya
Apa sebenarnya yang dimaksud deforestasi?
Dikutip dari National Geographic Society, deforestasi merupakan penebangan hutan secara sengaja untuk dijadikan lahan pertanian dan peternakan.
Kemudian juga untuk mendapatkan kayu sebagai bahan bakar, manufaktur, dan konstruksi.
Deforestasi terjadi karena berbagai alasan. Salah satunya untuk perluasan lahan kelapa sawit.
Hal itu mengingat di Indonesia kebutuhan minyak sawit yang selalu meningkat.
Apakah deforestasi tidak akan menimbulkan dampak negatif jangka panjang?
Dikutip dari The Pachamama Alliance berikut dampak deforestasi terhadap lingkungan:
Hilangnya Habitat
Deforestasi pada hutan alami mengancam hilangnya spesies hewan dan tumbuhan alami hutan.
Hewan-hewan yang kehilangan tempat tinggal akan terancam punah atau menyebar ke pemukiman warga.
Berkurangnya Penyerapan Karbondioksida
Deforestasi yang dialihfungsikan sebagai pembukaan lahan baru tidak akan sama lagi sebagaimana hutan alami bekerja.
Penyerapan Karbondioksida (CO2) tidak sama lagi lantaran berkurangya pepohonan dan kadar penyerapannya.
Sehingga akan lebih banyak karbon yang memungkinkan lebih banyak gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer.
Masyarakat Adat yang Terdampak
Ketika hutan ditebang dalam jumlah besar, kehidupan masyarakat adat yang selama ini bergantung pada hutan juga akan terancam.
Mereka akan kehilangan makanan, obat-obatan, bahan bangunan, dan sumber daya budaya. Bagi masyarakat adat, penebangan hutan berimplikasi pada hak asasi manusia.
Pada saat yang sama mereka akan menghadapi imbas langsung dari degradasi lingkungan dan perubahan iklim
Penulis: Eka
Editor: Solichan Arif