Bacaini.id, KEDIRI – Nama Brawijaya cukup terkenal di Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur. Nama itu dipakai sebagai identitas jalan, museum, poerguruan tinggi, hingga stadion olah raga.
Di Kota Malang terdapat nama jalan dan bangunan yang menggunakan nama Brawijaya. Selain Jalan Brawijaya, terdapat Museum Brawijaya dan Universitas Brawijaya. Sementara di Kota Kediri terdapat Stadion Brawijaya yang menjadi kebanggaan Persik mania. Kesatuan TNI AD di Jawa Timur dan Madura juga memiliki nama Kodam V Brawijaya.
Dalam buku Babad Tanah Jawi, Brawijaya disebut sebagai raja pertama dan juga pendiri Kerajaan Majapahit. Nama Brawijaya merupakan kepanjangan dari Wijaya, sementara sebutan ‘Bhra’ arti literalnya adalah sinar yang pada zaman itu digunakan sebagai sebutan Raja (Muljana, 2012:1).
Raden Wijaya atau Brawijaya adalah menantu Prabu Kartanegara dari Kerajaan Singhasari. Saat kerajaan ayahnya runtuh oleh serangan Jayakatwang dari Kediri pada tahun 1292, Brawijaya berhasil melarikan diri ke Madura dan mendapat perlindungan dari Bupati Madura, Arya Wiraraja.
Bersama Arya Wiraraja, keduanya bersekongkol untuk menjatuhkan Jayakatwang sebagai Raja Kediri. Atas saran Arya Wiraraja, Brawijaya bersama pasukannya menyusup ke Daha, Ibu Kota Kerajaan Kediri dengan berpura-pura menyerah. Tanpa curiga, Raden Wijaya atau Brawijaya diangkat sebagai pejabat kerajaan dan mulai melancarkan strateginya.
Setelah sekian lama menjadi bawahan, Raden Wijaya menyampaikan usul kepada sang Raja untuk membuka Hutan Tarik dan membuka kampung baru yang akhirnya dinamai kampung Majapahit.
Untuk membuka Hutan Tarik, Raden Wijaya mendapat pasukan bantuan dari Madura yang dikirim Arya Wiraraja. Hutan rimba yang disebut sebagai Terang Wulan itu selanjutnya berubah menjadi Trowulan yang kemudian menjadi Ibu Kota Majapahit.
Seiring berjalannya waktu, dengan kecerdikan Raden Wijaya dan Arya Wiraraja, mereka menambah pasukan dari Mongol yang dipimpin Kubilai Khan untuk menaklukan Jayakatwang. Setelah Jayakatwang jatuh dan terbunuh dalam pertempuran, Raden Wijaya mulai memerintah Majapahit pada tahun 1293.
Kerajaan Majapahit menjadi Kemaharajaan besar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan bercorak Hindu-Buddha runtuh pada 1527 Masehi. Majapahit melahirkan nama pemimpin besar, mulai dari Raden Wijaya, Hayam Wuruk hingga Raja Brawijaya V.
Penulis: Novira Kharisma