• Login
  • Register
Bacaini.id
Wednesday, September 17, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Banjir Besar Tulungagung Dalam Tiga Babak

ditulis oleh Editor
28/06/2022
Durasi baca: 2 menit
575 43
0
Sejarah Banjir Besar Tulungagung Dalam Tiga Babak

Dokumentasi foto banjir besar yang pernah terjadi di Tulungagung. Foto: Bacaini/Setiawan

Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Bencana banjir masih sangat melekat dalam benak masyarakat Tulungagung. Terhitung sebanyak tiga kali, Tulungagung dilanda banjir besar yang berdampak pada sosial, kesehatan dan ekonomi masyarakat kala itu.

Kasi Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan, Dinas Perpustakaan Kabupaten Tulungagung, Joko Sugiono menjelaskan, berdasarkan topografi, Tulungagung terbagi menjadi tiga kawasan yakni, pegunungan, dataran rendah dan kawasan pantai. Bencana banjir sering terjadi di daerah dataran rendah yang berada di wilayah utara, selatan, tengah dan timur.

“Wilayah Tulungagung yang sering menjadi langganan bencana banjir berada di wilayah dataran rendah. Selain itu, salah satu penyebab banjir di Tulungagung adalah terjadinya sedimentasi di Sungai Brantas yang membuat air meluap,” jelas Joko kepada Bacaini.id, Selasa, 28 Juni 2022.

Dalam catatan sejarah, sambungnya, Tulungagung pernah dilanda banjir besar sebanyak tiga kali. Banjir besar pertama terjadi pada tahun 1942 yang merendam 9.000 rumah di 150 desa. Selain merendam rumah, banjir juga merusak area pertanian.

“Dalam masa penjajahan Jepang, kala itu Tulungagung tengah dilanda bencana banjir besar. Akhirnya pada 1943, Jepang membangun sebuah trowongan air di wilayah selatan Tulungagung yang bernama Niyama. Dengan sistem kerja paksa atau romusha. Hanya dalam waktu satu tahun, pembangunan Trowongan Niyama selesai dikerjakan,” terangnya.

Keberadaan trowongan air Niyama ternyata tidak dapat mengatasi bencana bajir di Tulungagung secara sepenuhnya. Pasalnya, 11 tahun paska dibangunnya Trowongan Niyama atau sekitar tahun 1955, Tulungagung kembali dilanda banjir besar. Bencana itu terjadi karena pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud.

“Ketika itu banjir berdampak pada perekonomian masyarakat. Jika dihitung, dalam tiap tahun kerugian materil mencapai Rp 287 Juta. Selain berdampak pada perekonomian, banjir kala itu juga berdampak pada kesehatan. Banyak masyarakat Tulungagung yang terpapar penyakit kulit serta demam berdarah,” paparnya.

Saat itu, pemerintah berupaya mengatasi banjir dengan melakukan rehabilitasi Trowongan Niyama dengan memperlebar dan menambah panjang trowongan. Proyek rehabilitasi selesai pada tahun 1961.

“Setelah 10 tahun, tepatnya pada tahun 1971, Tulungagung dilanda banjir kembali, dengan penyebab yang hampir sama dengan banjir sebelumnya,” imbuhnya.

Menurut Joko, rehabilitasi pertama Terowongan Niyama ternyata hanya bersifat sementara. Butuh penambahan trowongan untuk dapat menampung debit air yang lebih besar. Akhirnya pemerintah melakukan rehabilitasi kedua dengan memperbaiki dua aliran sungai hingga selesai pada tahun 1986.

“Sejak itulah akhirnya bencana banjir di Tulungagung mulai berkurang. Bahkan hingga saat ini, Tulungagung sudah hampir tidak pernah dilanda banjir besar lagi,” pungkasnya.

Penulis: Setiawan
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: sejarah banjir besar di Tulungagung
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Stigma negatif India

Kenapa India Mendapat Stigma Negatif Warga Dunia?

Perburuan ikan tuna dan hiu

Perburuan Tuna dan Hiu Jadi Kebiasaan Nenek Moyang Bangsa Asia Tenggara

Pabrik rokok baru di Trenggalek

4 Pabrik Rokok Baru Siap Berdiri di Trenggalek

  • Bupati Blitar merayakan puncak hari jadi yang dibayangi isu gratifikasi

    Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2911 shares
    Share 1164 Tweet 728
  • Bisnis Kandang Ternak Ayam di Blitar Disorot DPRD, Siapa Bekingnya?

    1170 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15546 shares
    Share 6218 Tweet 3887
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16618 shares
    Share 6647 Tweet 4155
  • Tak Ada Gejolak Warga NU Bela Gus Yaqut di Korupsi Kuota Haji

    578 shares
    Share 231 Tweet 145

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112