• Login
  • Register
Bacaini.id
Tuesday, July 15, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Banjir Besar Tulungagung Dalam Tiga Babak

ditulis oleh Editor
28/06/2022
Durasi baca: 2 menit
571 43
0
Sejarah Banjir Besar Tulungagung Dalam Tiga Babak

Dokumentasi foto banjir besar yang pernah terjadi di Tulungagung. Foto: Bacaini/Setiawan

Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Bencana banjir masih sangat melekat dalam benak masyarakat Tulungagung. Terhitung sebanyak tiga kali, Tulungagung dilanda banjir besar yang berdampak pada sosial, kesehatan dan ekonomi masyarakat kala itu.

Kasi Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan, Dinas Perpustakaan Kabupaten Tulungagung, Joko Sugiono menjelaskan, berdasarkan topografi, Tulungagung terbagi menjadi tiga kawasan yakni, pegunungan, dataran rendah dan kawasan pantai. Bencana banjir sering terjadi di daerah dataran rendah yang berada di wilayah utara, selatan, tengah dan timur.

“Wilayah Tulungagung yang sering menjadi langganan bencana banjir berada di wilayah dataran rendah. Selain itu, salah satu penyebab banjir di Tulungagung adalah terjadinya sedimentasi di Sungai Brantas yang membuat air meluap,” jelas Joko kepada Bacaini.id, Selasa, 28 Juni 2022.

Dalam catatan sejarah, sambungnya, Tulungagung pernah dilanda banjir besar sebanyak tiga kali. Banjir besar pertama terjadi pada tahun 1942 yang merendam 9.000 rumah di 150 desa. Selain merendam rumah, banjir juga merusak area pertanian.

“Dalam masa penjajahan Jepang, kala itu Tulungagung tengah dilanda bencana banjir besar. Akhirnya pada 1943, Jepang membangun sebuah trowongan air di wilayah selatan Tulungagung yang bernama Niyama. Dengan sistem kerja paksa atau romusha. Hanya dalam waktu satu tahun, pembangunan Trowongan Niyama selesai dikerjakan,” terangnya.

Keberadaan trowongan air Niyama ternyata tidak dapat mengatasi bencana bajir di Tulungagung secara sepenuhnya. Pasalnya, 11 tahun paska dibangunnya Trowongan Niyama atau sekitar tahun 1955, Tulungagung kembali dilanda banjir besar. Bencana itu terjadi karena pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud.

“Ketika itu banjir berdampak pada perekonomian masyarakat. Jika dihitung, dalam tiap tahun kerugian materil mencapai Rp 287 Juta. Selain berdampak pada perekonomian, banjir kala itu juga berdampak pada kesehatan. Banyak masyarakat Tulungagung yang terpapar penyakit kulit serta demam berdarah,” paparnya.

Saat itu, pemerintah berupaya mengatasi banjir dengan melakukan rehabilitasi Trowongan Niyama dengan memperlebar dan menambah panjang trowongan. Proyek rehabilitasi selesai pada tahun 1961.

“Setelah 10 tahun, tepatnya pada tahun 1971, Tulungagung dilanda banjir kembali, dengan penyebab yang hampir sama dengan banjir sebelumnya,” imbuhnya.

Menurut Joko, rehabilitasi pertama Terowongan Niyama ternyata hanya bersifat sementara. Butuh penambahan trowongan untuk dapat menampung debit air yang lebih besar. Akhirnya pemerintah melakukan rehabilitasi kedua dengan memperbaiki dua aliran sungai hingga selesai pada tahun 1986.

“Sejak itulah akhirnya bencana banjir di Tulungagung mulai berkurang. Bahkan hingga saat ini, Tulungagung sudah hampir tidak pernah dilanda banjir besar lagi,” pungkasnya.

Penulis: Setiawan
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: sejarah banjir besar di Tulungagung
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Harga Emas dan Dollar yang Naik dan Imbas pada Rumah Tangga

Harga Emas dan Dollar yang Naik dan Imbas pada Rumah Tangga

Obok-obok PT Telkom, KPK Ungkap Kerugian Negara Rp 200 Miliar

KPK Masuk Blitar: Periksa 5 Saksi Korupsi Hibah Pokmas Jatim

Ketika Dua Pemimpin Berjabat Tangan di Brussels, Pintu Eropa Terbuka Lebih Lebar Bagi 270 Juta Warga Indonesia

Ketika Dua Pemimpin Berjabat Tangan di Brussels, Pintu Eropa Terbuka Lebih Lebar Bagi 270 Juta Warga Indonesia

  • Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    955 shares
    Share 382 Tweet 239
  • Viral Ricuh Sound Horeg di Karnaval Malang, Warganet: Pantesan Haram

    607 shares
    Share 243 Tweet 152
  • KPK Masuk Blitar: Periksa 5 Saksi Korupsi Hibah Pokmas Jatim

    605 shares
    Share 242 Tweet 151
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15406 shares
    Share 6162 Tweet 3852
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16591 shares
    Share 6636 Tweet 4148

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist