Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Di sekitar kawasan Pantai Popoh Tulungagung, terdapat sebuah bangunan yang disebut Palereman. Ruangan sakral itu digunakan oleh peziarah dari berbagai pelosok daerah untuk berinteraksi dan melakukan ritual panyuwunan (permintaan) kepada Nyi Roro Kidul.
Palereman dibangun sejak tahun 1971 di kawasan Teluk Popoh, Laut Selatan Tulungagung, yang berhadapan langsung dengan Samudra Hidia. Di dalam ruangan tersebut, terdapat beberapa lukisan Nyi Roro Kidul yang diyakini sebagai sosok penguasa Pantai Selatan.
Tak heran jika hampir seisi ruangan itu didominasi warna hijau yang konon merupakan warna kesukaan Nyi Roro Kidul. Terlebih Palereman sendiri memang diyakini sebagai tempat bagi para peziarah yang ingin berinteraksi dengan Ratu Kidul.
“Bangunan ini dibangun oleh Sumiran, pemilik pabrik rokok terbesar di Tulungagung pada masa lalu sebagai tempat sembahyang. Sebenarnya Palereman ini juga dipakai sembahyang untuk umum,” tutur Suminah, Penjaga Palereman kepada Bacaini.id, Kamis, 3 November 2022.
Menurutnya, ruang Palereman tidak boleh dimasuki sembarang orang. Hanya orang yang berkepentingan dengan Kanjeng Ratu yang boleh memasuki ruangan sakral itu. Percaya tidak percaya, Suminah menceritakan salah satu kejadian di luar nalar.
Suatu ketika, seseorang datang dan memasuki ruang Palereman. Di dalam ruangan tersebut, orang yang membawa kamera itu langsung saja mengambil foto isi ruangan. Entah apa yang dilakukannya, orang yang datang dengan fisik yang sehat itu tiba-tiba terjatuh hingga tak sadarkan diri.
“Memang tidak boleh sembarangan orang masuk. Karena tempat ini merupakan tempat ritual dan penghormatan Ratu,” terangnya.
Perempuan lima anak itu mengungkapkan, Palereman seringkali didatangi oleh peziarah dari berbagai luar kota. Bahkan setiap Kamis Kliwon dan Jumat Kliwon, jumlah peziarah akan semakin banyak, meskipun sudah tidak sebanyak dulu.
Peziarah datang dengan niat dan keinginan yang berbeda-beda. Ada yang ingin dipermudah rezekinya, ingin berparas lebih cantik hingga meminta segera dapat jodoh dan berbagai permintaan lainnya.
“Tidak hanya saat ritual, keinginan peziarah itu nanti juga akan dibantu oleh juru kunci untuk disampaikan kepada Kanjeng Ratu,” ungkapnya.
Selain itu, peziarah juga tidak datang dengan tangan kosong karena setiap ritual dibutuhkan “syarat” yang berbeda-beda sesuai permintaan mereka. Misalnya, jika peziarah meminta untuk diberikan paras yang lebih cantik, mereka harus membawa bunga, dupa, kemenyan dan peralatan kecantikan.
“Istilahnya seserahan untuk Kanjeng Ratu Kidul,” kata Suminah.
Suminah mengaku telah menjadi Penjaga Palereman selama puluhan tahun. Sudah tentu, dirinya juga memiliki pengalaman spiritual dengan ‘tuan rumah’. Yang paling dia ingat sampai saai ini adalah ketika pertama kali Suminah dimandat sebagai penjaga.
Sebagai ‘orang baru’, Suminah mengaku penasaran dengan wujud Nyi Roro Kidul. Kemudian dia mengutarakan rasa penasarannya kepada sesepuh di sana. Lalu, Suminah didorong untuk menetapkan niat dalam hati dan melakukan tirakat puasa selama 40 hari.
“Saya masih ingat, hari terakhir puasa, Kanjeng Ratu menampakkan wujudnya. Sebenarnya hanya sekelebat saja, tapi saya yakin itu beliau. Parasnya sangat cantik, lebih cantik dari foto atau lukisan yang juga ada di sini,” cerita Suminah mengakhiri obrolan.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira