Bacaini.id, LUMAJANG – Video seorang pria yang menendang sesajen di Gunung Semeru membuat heboh dunia maya. Bupati Lumajang Thoriqul Haq murka melihat perilaku yang tidak menghargai nilai lokal tersebut.
Selain di Gunung Semeru, ritual dengan membawa sesaji kerap dilakukan masyarakat di gunung berapi di Pulau Jawa. Ritual tersebut bahkan menjadi kegiatan resmi pemerintah daerah yang mengemasnya menjadi agenda wisata.
Berikut beberapa ritual sesaji yang dilakukan masyarakat di gunung berapi:
Gunung Slamet
Warga Desa Limpakuwus Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memiliki ritual tertentu untuk menjaga keselamatan warga dari amukan Gunung Slamet. Mereka menyebutnya dengan ‘ketupat selamat’.
Selain membawa ketupat sebagai sesaji, warga yang berkumpul memanjatkan doa bersama dengan dipimpin tokoh agama setempat. Selain ketupat, ada juga tumpeng berisi sayur pepaya, urap, dan ingkung ayam yang dimakan bersama.
Gunung Bromo
Masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo memiliki kegiatan adat bernama Ritual Kasodo. Ritual Suku Tengger ini diambil dari nama Rara Anteng, putri Raja Majapahit dan Joko Seger yang merupakan putra Brahmana. Keduanya membangun permukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, yang mempunyai arti ‘Penguasa Tengger yang Budiman’.
Warga Tengger melakukan ritus ini untuk menyelamatkan diri dari amukan Gunung Bromo. Mereka juga membawa sesaji berupa hasil bumi dan ternak untuk diserahkan kepada penunggu Bromo agar tidak mengamuk.
Gunung Kelud
Siapa yang tak gentar dengan letusan Gunung Kelud yang dahsyat. Gunung berapi yang berada di perbatasan wilayah Kediri dan Blitar ini sempat menutup langit Pulau Jawa dan melumpuhkan bandara hingga beberapa hari. Kepulan debunya bahkan terbang hingga ke Pulau Bali.
Untuk meredam amukan Lembu Suro, sosok yang diyakini menjadi penunggu Gunung Kelud, warga Kediri melakukan ritual seserahan sesaji di puncak Gunung Kelud. Ritual ini bahkan menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Kediri sebagai destinasi wisata sejarah.
Gunung Merapi
Masyarakat di sekitar Gunung Merapi memiliki tradisi menggelar ritual Mahesa Lawung. Ritual ini untuk menghindarkan diri dari balak atau petaka dari letusan Gunung Merapi.
Ritual Mahesa Lawung ditandai dengan mempersembahkan kerbau putih di perempatan Tugu Yogyakarta. Ritual digelar dengan cara menyembelih kerbau perjaka, dan mengubur bagian kepala serta kakinya di kawasan Kaliurang. Warga percaya ritual ini bisa menentramkan hati yang tengah gelisah karena amuk Merapi.
Penulis: HTW
Editor: Afnan S
tonton video: