Bacaini.ID, New York – Committee to Protect Journalists (CPJ) merilis data termutakhir tentang kematian wartawan saat bertugas.
Dalam rilis Rabu 12 Februari 2025 terungkap, perang Israel-Hamas selama dua tahun terakhir jadi penyebab utama kematian wartawan.
Dikutip dari CPJ tercatat sebanyak 124 wartawan di seluruh dunia meninggal pada tahun 2024, dengan jumlah terbanyak mulai tahun 1992.
Pasca peristiwa terbunuhnya 82 wartawan di Gaza, Sudan dan Pakistan termasuk negara dengan jumlah kematian wartawan tinggi, yakni 6 kasus.
Sedangkan Meksiko diketahui terdapat 5 kasus wartawan yang meninggal dunia saat bertugas.
CPJ mencatat dan menyimpulkan pembunuhan terjadi saat wartawan menjalankan tugasnya.
CEO CPJ Jodie Ginsberg memperingatkan bahwa pembunuhan terhadap wartawan merupakan bentuk penyensoran paling ekstrem. Ia berharap semua pihak peduli.
Wartawan menyediakan informasi dan mencari informasi yang ingin disembunyikan oleh pihak lain. Karenanya, profesi wartawan rentan dalam keamanan.
Di luar perang Israel-Hamas, CPJ mendokumentasikan pembunuhan 39 wartawan lainnya di 16 negara.
Di Meksiko dan Pakistan, para wartawan telah lama menggambarkan bagaimana mereka khawatir dalam meliput isu-isu sensitif seperti kejahatan terorganisir setelah rekan-rekan mereka terbunuh.
CPJ mendokumentasikan enam pembunuhan media di Pakistan. Namun kelompok media lokal, yang menggunakan kriteria berbeda, menyebutkan sepuluh pembunuhan.
Masalah keamanan merupakan faktor umum yang menghubungkan negara-negara di mana wartawan dibunuh, termasuk di Sudan, Pakistan, Haiti dan Meksiko.
CPJ menggarisbawahi bahwa Haiti, Israel, Irak, Suriah, Meksiko, Myanmar dan Pakistan juga merupakan negara-negara terburuk di dunia dalam hal impunitas pembunuhan wartawan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif