Ringkasan berita:
- Kebakaran Gedung Terra Drone terjadi 9 Desember 2025, diduga akibat baterai litium.
- Api terkendali dalam 1 jam, namun menewaskan 22 orang.
- Mendagri Tito: tragedi tidak boleh terulang, gedung tidak punya jalur evakuasi, dokumen pendirian akan diperiksa.
- Presiden Prabowo memberi arahan khusus untuk memperketat pengawasan keselamatan gedung.
Bacaini.ID, KEDIRI – Tragedi kebakaran di Gedung PT Terra Drone Indonesia, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, menyisakan duka mendalam. Peristiwa yang terjadi pada Selasa, 9 Desember 2025 pukul 12.30 WIB ini menewaskan 22 orang, termasuk seorang perempuan hamil.
Berikut kronologi peristiwa tersebut:
- 12.30 WIB: Api muncul di lantai dasar gedung ruko enam lantai yang digunakan sebagai kantor Terra Drone.
- 12.34 WIB: Warga melaporkan kebakaran, sementara karyawan berusaha memadamkan api dengan lima unit APAR, namun gagal karena asap semakin tebal.
- 13.41 WIB: Petugas Dinas Gulkarmat DKI berhasil mengendalikan api, sehingga tidak merambat ke lantai atas.
- Sumber api diduga berasal dari baterai litium yang meledak di lantai dasar.
Jumlah Korban
- 22 orang meninggal dunia, terdiri dari 7 laki-laki dan 15 perempuan.
- Salah satu korban adalah Novia Nurwana (28 tahun) yang sedang hamil.
- Jenazah korban telah dievakuasi dan dilakukan autopsi di RS Polri.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meninjau langsung lokasi kebakaran pada Rabu, 10 Desember 2025. Dalam keterangannya, ia menyampaikan respon Presiden Prabowo Subianto atas kejadian itu. “Jangan sampai kejadian kebakaran seperti ini terulang kembali,” ujarnya menirukan pernyataan Presiden.
Tito mengungkap gedung tersebut tidak memiliki jalur evakuasi yang memadai, sehingga korban terjebak di dalam. Ia juga menegaskan akan memeriksa dokumen pendirian gedung, termasuk Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), untuk memastikan standar keselamatan dipenuhi.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan Pemprov akan menanggung seluruh biaya korban kebakaran. Ia juga menyoroti gedung yang tidak memiliki APAR dan jalur evakuasi yang layak.
Penulis: Hari Tri Wasono





