Bacaini.id, NGANJUK – Sedikitnya 900 warga Nganjuk mengikuti lomba tradisional serentak di alun-alun Nganjuk, Selasa, 15 Maret 2022. Berbagai perlombaan digelar mulai dagongan, hadangan, egrang, dan terompah panjang.
Perlombaan tradisional ini diikuti pelajar SMA sederajat dan pegawai Pemkab Nganjuk. “Dengan kegiatan ini kita bernostalgia dan mengingat olahraga tradisional jaman dulu, jadi kita tidak pernah lupa dan jangan sampai lupa,” kata Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi di Alun-alun Nganjuk.
Kegiatan ini bakal digelar selama dua hari, tanggal 15 – 16 Maret 2022. Ada empat jenis olahraga tradisional yang dilombakan, yakni dagongan dan hadangan untuk peserta putri serta egrang dan terompah panjang yang diikuti oleh peserta putra.
Menurut Marhaen, Pemkab Nganjuk sengaja menggelar lomba olahraga tradisional tersebut agar tetap lestari ditengah hegemoni permainan modern. Selain itu, dengan adanya perlombaan ini diharapkan dapat meningkatkan indeks kebahagian masyarakat. “Mengingat selama ini kita telah dan tengah dilanda Pandemi Covid 19 jadi tujuannya tentu saja untuk meningkatkan indeks kebahagiaan warga Nganjuk,” tandasnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga, dan Kebudayaan (Disparporabud) Nganjuk, Gunawan Widagdo menambahkan, kegiatan ini diselenggarakan agar masyarakat dan para peserta merasa gembira, sekaligus bisa menjadi sarana rekreasi. “Jadi pandemi ini, bagaimana masyarakat itu tidak hidup dalam situasi yang mencekam saja, tetapi kita juga berupaya untuk membuat masyarakat gembira. Salah satunya karena kegembiraan juga dapat meningkatkan imunitas,” terang Gunawan.
Candra, salah satu peserta lomba mengaku telah melakukan latihan selama 5 hari. Persiapan latihan tersebut digelar oleh Tagana serta Dinas Sosial Nganjuk dan dia ditunjuk Tagana untuk mewakili perlombaan terompah panjang.
Terompah panjang atau balap bakiak panjang merupakan olahraga tradisional beregu. Permainan dilakukan dengan menggunakan kayu panjang yang digunakan masing- masing regu untuk beradu kecepatan dalam menempuh jarak yang sudah ditentukan.
“Tingkat kesulitan permainan terompah panjang itu yang pertama kekompakan. Karena mulai dari start kita sudah harus mengimbangi lawan. Soalnya lawan kita di perlombaan ini juga sudah melakukan persiapan dalam waktu yang cukup lama,” terang Candra.
Meski timnya kalah dalam perlombaan, tetapi Candra mengapresiasi langkah Pemkab Nganjuk untuk mengenang jaman dulu melalui olahraga sekaligus permainan tradisional. Candra berharap agar perlombaan olahraga tradisional tersebut bisa digelar setiap tahun dengan lebih meriah.
Selain terompah panjang, juga ada lomba dagongan yang menggunakan bambu dengan ukuran panjang sebagai alat untuk mengadu kekuatan dengan cara saling dorong. Sedangkan permainan hadang yang lebih dikenal dengan permainan gobak sodor adalah permainan adu ketangkasan.
Selanjutnya egrang, permainan tradisional menggunakan sepasang bambu dibentuk seperti tongkat yang terdapat tumpuan kaki kaki untuk berjalan. Pemain harus melintasi lintasan yang telah ditentukan dengan konsentrasi penuh untuk menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Perlombaan ini digelar sebagai peringatan hari jadi Kabupaten Nganjuk ke-1085 yang jatuh pada 10 April 2022.
Penulis: Asep Bahar
Editor: Novira