Bacaini.id, TRENGGALEK – Momentum peringatan Hari Ibu tahun ini, Kabupaten Trenggalek mencatatkan pemecahan rekor MURI yang ke-7. Rekor yang berhasil diraih adalah kategori pembuatan Batik Shibori terbanyak oleh penyandang disabilitas.
Tidak tanggung-tanggung, rekor ini diraih dengan peserta yang melebihi target. Bahkan masuk rekor tingkat dunia dengan target awal sebanyak 650 peserta bertambah menjadi 659 peserta penyandang disabilitas.
Perwakilan MURI, Sri Widarti yang datang dalam pemecahan rekor ini, menjelaskan bahwa Museum Rekor Dunia – Indonesia adalah lembaga pencatat rekor pertama yang didirikan dengan tujuan mendokumentasikan beragam prestasi superlative di Indonesia.
Pencatatan ini ditujukan untuk memberikan inspirasi, menggugah semangat juang putra-putri Indonesia untuk terus menunjukkan karsa dan karya terbaik di bidangnya masing-masing demi mengobarkan semangat kebanggaan nasional dari segenap komponen masyarakat Indonesia.
“Ini bukan kali pertama kami hadir ke Kabupaten Trenggalek karena sebelumnya sudah ada beberapa rekor yang sudah tercatat di MURI,” kata Sri Widarti, Kamis, 22 Desember 2022.
Sri Widarti menyebutkan beberapa prestasi Kabupaten Trenggalek yang masuk rekor MURI mulai dari kategori cabut gigi terbanyak pada tahun 2007. Lalu pada tahun 2016 prestasi pribadi diraih Mochamad Nur Arifin yang tercatat rekor MURI sebagai Wakil Bupati termuda.
Selanjutnya, di Kabupaten Trenggalek juga pernah tercatat sajian Nasi Gegok terbanyak sejumlah 15.173 sajian serta mengenakan busana Batik Shibori terbanyak dengan 7.575 peserta pada tahun 2019. Kemudian juga ada parade Kesenian Barongan terbanyak dan terbaru prosesi adat dengan penyajian Nasi Lodho terbaik pada 17 Juni 2022.
“Sedangkan hari ini, bertepatan dengan Hari Ibu, Kabupaten Trenggalek kembali mencatatkan rekor pembuatan Batik Shibori terbanyak oleh penyandang disabilitas. Ini yang luar biasa, karena batik ini dibuat oleh penyandang disabilitas,” puji Sri Widarti.
Pujian itu dilontarkan Sri Widarti karena dia melihat para penyandang disabilitas yang datang mulai pukul 08.00 WIB dan langsung melakukan proses pembuatan Batik Shibori. Dia mengaku kagum dengan kemampuan peserta yang hadir.
“Dengan keterbatasannya, ternyata mereka memiliki kemampuan yang setara dengan kita,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu Staf Khusus Kepresiden Republik Indonesia, Angkie Yudistia yang turut hadir pada acara tersebut ikut memberikan semangat kepada para penyandang disabilitas agar tetap semangat dan tidak mudah putus asa dalam berkreasi.
“Tidak salah Bapak Presiden memberikan kesempatan, dorongan, semangat dan tentunya peluang usaha kepada rekan-rekan disabilitas di sini,” kata Angkie.
Menurutnya, penyandang disabilitas yang menjadi peserta dalam rangka memperingati Hari Ibu di Kabupaten Trenggalek ini sangat istimewa. Dia berharap, prestasi ini bisa menjadi motivasi lebih untuk terus berkreasi.
“Jangan menyerah dan teruslah berinovasi. Semoga apa yang diraih rekan-rekan yang ada di sini bisa menjadi mega power bagi penyandang disabilitas lain di luar sana untuk mengasah kreatifitas demi kesuksesan bersama,” tandasnya.
Penulis: Aby
Editor: Novira