Bacaini.id, JOMBANG – Puluhan produsen tahu di Kecamatan Jogoroto, Jombang melakukan aksi mogok produksi. Aksi ini telah dimulai dan akan berlangsung hingga beberapa hari kedepan.
Aksi mogok produksi yang dilakukan oleh produsen tahu di Desa Sumbermulyo dan Desa Mayangan yang merupakan sentra tahu di Kecamatan Jogoroto, Jombang ini sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai yang terus tidak terkendali.
Ketua Paguyuban Komunitas Tahu Jombang, Imam Subekhi mengatakan aksi mogok dilakukan karena mereka tidak mampu membeli kedelai sebagai bahan utama tahu. Saat ini harga kedelai sudah menembus angka Rp 11.300 per-kilogram.
“Dengan harga segitu kita bisa merugi 500 ribu setiap harinya. Sampai hari ini kita juga belum bisa menyesuaikan harga jual, karena pelanggan tidak siap,” kata Subekhi kepada Bacaini.id, Minggu, 20 Februari 2022.
Subekhi mengakui aksi ini dilakukan sebagai bentuk keputusasaan para produsen tahu. Normalnya, kedelai yang biasanya bisa didapatkan dengan harga Rp 9000 kini naik lebih dari Rp 2000.
“Jelas saja hal itu merugikan para produsen tahu, karena kita sudah tidak mungkin menaikkan harga tahu kepada pelanggan,” ungkapnya.
Sementara itu, Mukhibullah, salah satu pengrajin tahu mengungkapkan jika di kawasan sentra tahu ini ada sekitar 85 produsen tahu yang biasa menyuplai kebutuhan tahu di Jawa Timur. Selama harga kedelai ini naik tak terkendali, mereka akan terus merugi.
“Kita jualan mencari untung. Kalau terus merugi ya jelas tidak mampu,” keluh Mukhibullah.
Menurutnya, semenjak harga kedelai naik, dia bisa merugi hingga mencapai Rp 500 ribu setiap satu harinya, karena harga bahan baku dengan nilai jual yang tidak sebanding. Kalaupun bahan baku dikurangi, kualitas tahu akan menurun dan pelanggan pun enggan membelinya.
Akibat dari mogok produksi, lokasi sentra tahu yang biasanya ramai oleh pekerja juga pembeli, hari ini tampak sepi. Hanya terlihat sejumlah peralatan dan tungku kosong yang sudah dibersihkan.
“Rencananya kita akan mogok produksi dan jualan sampai hari Kamis (24 Februari 2022) besok,” sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, mogok produksi tahu ini telah menjadi kesepakatan bersama Paguyuban Komunitas Tahu Jombang. Mereka memilih berhenti sementara sambil menunggu respon pemerintah.
Jika harga kedelai tetap mengalami kenaikan, para perajin ini bisa dipastikan akan gulung tikar. Dampaknya, ratusan warga yang bergantung pada sumber penghasilan dari produksi tahu ini bisa kehilangan pekerjaan.
“Tahu ini menjadi sumber perekonomian dan pekerjaan utama bagi warga di sini, kalau sampai benar-benar tutup, ratusan warga bisa menganggur,” tandasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira