Bacaini.id, BANGKALAN – Pembatasan masuknya hewan ternak di beberapa daerah di Jawa Timur juga diberlakukan di Kabupaten Bangkalan. Hasilnya, petugas gabungan TNI-Polri menggagalkan pengiriman puluhan hewan ternak yang masuk melalui jalan tikus, Kamis malam, 12 Mei 2022.
Kapolres Bangkalan, AKBP Alith Alarino, mengatakan pihaknya bersama petugas balai karantina berhasil mencegah dua kendaraan bermuatan hewan ternak berupa empat ekor sapi dan 20 ekor kambing dari Kota Surabaya dan Kabupaten Blora.
Pencegahan tersebut dilakukan saat petugas mendapat informasi adanya kendaraan pikap dan truk bermuatan hewan ternak melintasi jembatan Suramadu sekitar pukul 20.00 WIB.
Tanpa berlama-lama petugas langsung mencegat kendaraan tersebut dan melakukan pemeriksaan di stasiun karantina pertanian Bangkalan yang berada di Kecamatan Labang.
“Ini salah satu upaya kami untuk mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Operasi ini akan terus kami lakukan,” ungkap AKBP Alith, Jumat 13 Mei 2022.
Menurut AKBP Alith, hewan yang berhasil diamankan telah dilakukan pengambilan sampel darah oleh petugas karantina. Selanjutnya, sampel tersebut dikirim ke kantor karantina pusat Kamal untuk dilakukan uji laboratorium.
“Setelah pemeriksaan, baik hewan dan sopir kendaraan akan dikembalikan ke daerah asal dengan dibuatkan berita acara pengembalian oleh petugas karantina Bangkalan. Sedangkan pemilik hewan, akan kami panggil untuk menjalani pemeriksaan di Polres Bangkalan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Bangkalan, Ahmad Hafid mengatakan pihaknya akan memperketat pemeriksaan kesehatan sapi guna mencegah penularan wabah PMK pada hewan ternak. Sejak merebaknya PMK pihaknya belum mendapatkan laporan hewan meninggal di Bangkalan.
“Tapi sebelum wabah ini ada, di Kecamatan Kamal ada tiga ekor sapi yang mati,” ungkap Ahmad.
Untuk itu, Dinas Peternakan Bangkalan gencar melakukan pemeriksaan kesehatan hewan. Untuk pembatasan masuknya hewan ternak, sinergi dilakukan bersama dengan pihak TNI/Polri.
“Sudah sejak ada informasi wabah PMK kami siaga di lapangan bersama TNI Polri. Kami juga meminta kepada masyarakat untuk mengantisipasi wabah PMK yang yang menyerang hewan ternak,” imbaunya.
Warga Kota Batu Lakukan Ritual Tolak Balak
Sementara itu, untuk mengantisipasi wabah PMK pada hewan ternak, warga Dusun Tegalsari, Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, menggunakan cara yang cukup unik. Mereka mengoleskan cairan berwarna merah seperti darah kepada hewan ternak miliknya sebagai ritus tolak balak.
“Ritus ini sudah dilakukan secara turun temurun. Konon, ritual ini dipercaya dapat menjauhkan hewan ternak dari wabah atau penyakit berbahaya,” kata Trisno, salah satu peternak sapi di Desa Tegalsari.
Menurutnya saat ini para peternak sapi memang mulai resah akibat kemunculan wabah PMK yang sudah sempat dinyatakan hilang sejak 30 tahun yang lalu. Tetapi ternyata cairan berwarna merah itu bukanlah darah, melainkan cairan yang terbuat dari daun jati.
Sesuai kepercayaan, Tirto mengoleskan cairan tersbut ke bagian kepala sapi miliknya. Hal itu pun juga dilakukan oleh warga lain di sana.
”Ini merupakan kepercayaan kami secara turun-temurun dari leluhur. Cara ini adalah bentuk ikhtiar kami kepada Sang Pencipta, agar hewan ternak kami dijauhkan dari penyakit, termasuk PMK ini,” pungkasnya.
Penulis: Rusdi, A.Ulul
Editor: Novira