Bacaini.ID, PURWOKERTO – Masyarakat modern saat ini sedang tren diet fasting atau intermittent fasting. Beberapa agama juga mengajarkan untuk berpuasa. Sedangkan seorang muslim setiap tahun dalam bulan puasa Ramadhan menjalankan puasa penuh selama 30 hari atau sampai dengan hari raya. Berikut adalah manfaat puasa bagi kesehatan tubuh manusia dan perbedaan antara diet fasting yang sedang tren dengan puasa Ramadan:
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan:
- Detoksifikasi: Puasa membantu tubuh mengeluarkan racun dan memberikan waktu bagi organ pencernaan untuk beristirahat, sehingga tubuh dapat fokus pada pembersihan dan regenerasi sel.
- Penurunan Berat Badan: Membantu menurunkan berat badan dengan pembakaran lemak yang lebih efisien akibat pengurangan asupan kalori.
- Kesehatan Pencernaan: Meningkatkan fungsi pencernaan, menormalkan kadar asam lambung, dan mengurangi masalah pencernaan seperti sembelit.
- Stabilitas Gula Darah: Menstabilkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga bermanfaat untuk mencegah diabetes.
- Kesehatan Mental dan Emosional: Meningkatkan fokus, stabilitas emosi, dan membantu mengurangi stres.
Diet Fasting (Intermittent Fasting):
- Metode dan Manfaat: Salah satu metode yang populer adalah 16:8, di mana seseorang berpuasa selama 16 jam dan memiliki jendela makan selama 8 jam. Trend ini bertujuan untuk menurunkan berat badan, meningkatkan pembakaran lemak, dan mendukung kesehatan metabolik.
- Fleksibilitas: Tidak terikat pada waktu tertentu dalam setahun dan dapat disesuaikan dengan gaya hidup individu. Minum air atau kopi tanpa gula tetap diperbolehkan selama puasa.
- Kesehatan Metabolik: Dapat menurunkan kadar insulin, meningkatkan pembakaran lemak, dan mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Perbedaan dengan Puasa Ramadhan:
- Tujuan: Puasa Ramadan dilakukan dengan niat ibadah sebagai kewajiban untuk umat Muslim, sementara fasting diet lebih fokus pada tujuan kesehatan dan penurunan berat badan.
- Durasi: Puasa Ramadan berlangsung dari fajar hingga terbenam matahari setiap hari selama sebulan penuh, sedangkan intermittent fasting memiliki durasi puasa yang bervariasi tergantung metode yang dipilih.
- Aturan Makan: Dalam puasa Ramadan, tidak makan dan minum selain mengikuti aturan ibadah, sementara dalam diet fasting bisa lebih fleksibel.
- Aspek Spiritual: Puasa Ramadan mencakup aspek spiritual dan sosial yang kuat, sedangkan diet fasting lebih terfokus pada kesehatan fisik.
Kesimpulannya, meskipun diet fasting dan puasa Ramadan memiliki manfaat kesehatan yang sama untuk detoksifikasi tubuh, keduanya berbeda dalam hal tujuan, durasi, dan aturan pelaksanaan
Penulis: Danny Wibisono
Editor: Hari Tri Wasono