Bacaini.ID, TRENGGALEK – Pelaksaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur menuai banyak kritikan.
Mulai distribusi makanan, menu yang tidak memaksimalkan potensi lokal hingga temuan ulat di wadah ompreng makanan dalam pelaksanaan MBG di Trenggalek jadi sorotan.
Pada saat yang sama beredar salinan surat dari salah satu SMP di Trenggalek yang meminta siswa tidak mengunggah kekurangan menu MBG ke media sosial.
Kebijakan itu menuai kritik dari masyarakat mengingat MBG merupakan program strategis pemerintah pusat yang menyasar pelajar di seluruh daerah.
Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara, menegaskan pihaknya akan melakukan pengawasan sesuai prosedur.
“Makan Bergizi Gratis saya belum bisa berkomentar banyak karena belum menerima laporan secara utuh,” uajr Wabup Syah Muhammad Natanegara Selasa (30/9/2025).
“Kalau di Trenggalek tidak ada kasus keracunan, aparat pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mematuhi SOP. Otomatis kami akan melakukan pengawasan agar manfaatnya bisa dirasakan,” tambahnya.
Sementara Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, menilai persoalan yang muncul lebih pada masa penyesuaian, terutama di dapur-dapur baru.
“Keluh-keluhan belum ada, mudah-mudahan tidak ada keluhan signifikan. Kalau dapur baru memang butuh penyesuaian, agak terlambat sedikit. Kalau kami cek di lapangan, lama-kelamaan sudah bagus,” katanya.
Doding menambahkan, DPRD bersama Forkopimda tengah membahas pembentukan satgas pengawasan MBG.
“Kami lagi membentuk satgas, akan kami koordinasikan dengan siapa saja yang terlibat. Walaupun program ini dari pusat, tapi karena menyangkut rakyat Trenggalek, pengawasan tetap masuk dalam ranah kami,” tegasnya.
Sementara data dari Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Trenggalek, Saeroni, menunjukkan realisasi program masih rendah.
Dari 174.115 penerima terdaftar, baru 51.621 atau sekitar 29 persen yang sudah terlayani. Dari 60 SPPG yang ada, hanya 16 unit yang beroperasi.
Dengan capaian tersebut, pelaksanaan MBG di Trenggalek masih membutuhkan perhatian serius, baik dari segi kualitas, ketepatan distribusi, maupun efektivitas pengawasan.
Penulis: Aby Kurniawan
Editor: Solichan Arif