Sosok Abdullah Abu Bakar cukup populer di Kota Kediri setelah menjabat sebagai kepala daerah selama 15 tahun. Berikut profil politisi yang akrab disapa Mas Abu, berikut prestasi sekaligus kontroversi yang pernah terjadi selama masa jabatannya.
Profil Singkat
Nama: Abdullah Abu Bakar, S.E.
Tanggal Lahir: 12 April 1980
Agama : Islam
Jabatan: Wakil Walikota Kediri (2009-2014), Wali Kota Kediri (2014 – 2019) Periode Pertama dan Walikota Kediri Periode Ke-2 (2019-2023)
Partai: Partai Amanat Nasional (PAN)
Keluarga
Ayah : Abu Bakar Bagazi
Ibu : Maryam
Istri : Ferry Silviana Feronica (Bunda Fey)
Anak : Malika Jenna Abdullah, Namiya Sarah Abdullah, Mishal Abdullah Bagazi, Rana Abdullah Bagazi
Abdullah Abu Bakar menjabat sebagai Wali Kota Kediri dari 2 April 2014 hingga 2 November 2023. Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Kediri dari 2009 hingga 2014. Ia dikenal aktif dalam politik lokal dan telah terpilih menjadi DPRD Provinsi Jawa Timur pada pemilu 2024 dengan perolehan suara 119.298 suara (suara terbanyak dari Dapil 8 Jatim). Abu saat ini menjadi Ketua DPD PAN Kota Kediri. PAN menjadi partai pemenang pileg di Kota Kediri dengan mendapat lima kursi di DPRD Kota Kediri.
Prestasi
Selama masa jabatannya, Abdullah Abu Bakar terlibat dalam berbagai program pembangunan dan kebijakan publik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kediri.
Selama masa kepemimpinan Abdullah Abu Bakar sebagai Wali Kota Kediri, kota ini mencapai berbagai prestasi yang signifikan. Berikut adalah beberapa pencapaian utama yang diraih selama periode tersebut:
Penghargaan dan Pengakuan
- Kota Paling Bahagia di Indonesia: Kediri dinobatkan sebagai kota paling bahagia di Indonesia, mencerminkan kualitas hidup yang baik bagi warganya.
- Smart City Level 3: Kota Kediri berhasil meraih status Smart City Level 3, menunjukkan kemajuan dalam penerapan teknologi untuk meningkatkan layanan publik.
- TPID Terbaik: Kota Kediri juga diakui sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik di kawasan Jawa dan Bali.
- Wahana Tata Nugraha: Penghargaan ini diberikan untuk pengelolaan transportasi yang baik.
- Predikat WTP: Kota Kediri mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam laporan keuangan, menunjukkan transparansi dan akuntabilitas yang baik.
- 10 Besar Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) Terbaik: Pada tahun 2019, Kediri masuk dalam 10 besar PPD terbaik tingkat nasional.
- Top Ten Booming Cities: Pada tahun 2020, Kediri termasuk dalam daftar 10 kota yang berkembang pesat di Indonesia.
Program Pembangunan
- Prodamas (Program Pemberdayaan Masyarakat): Abdullah Abu Bakar dikenal sebagai “Bapak Pemberdayaan Masyarakat” berkat inisiatif Prodamas yang diluncurkan pada tahun 2015. Program ini fokus pada pembangunan infrastruktur, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan pemberdayaan pemuda.
- Pendanaan Prodamas: Anggaran untuk Prodamas meningkat dari 50 juta IDR menjadi 100 juta IDR per RT per tahun, yang memungkinkan perbaikan infrastruktur yang signifikan, termasuk pembangunan 151.297 meter saluran drainase dan pembentukan 22 “Kampung Keren”.
- Pengurangan Kawasan Kumuh: Program ini berhasil mengurangi kawasan kumuh seluas 311,83 hektar dan melibatkan lebih dari 4.265 peserta dalam berbagai program pelatihan.
Penghargaan Pribadi
Abdullah Abu Bakar menerima penghargaan sebagai Wali Kota Inovatif pada tahun 2016 dan Wali Kota Terbaik pada KADIN Award 2019, yang menyoroti kontribusinya dalam inovasi pelayanan publik dan pembangunan kota.
Masalah dan Kontroversi Terkait
Kalah dalam Persidangan Arbitrase:
Pemerintah Kota Kediri mengalami kekalahan dalam persidangan arbitrase terkait proyek pembangunan Alun-Alun Kota Kediri. Proyek ini dikerjakan oleh PT Surya Grha Utama – KSO Sidoarjo, dan meskipun hampir selesai, proyek tersebut tidak didukung oleh anggaran dari Pemkot Kediri. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengelolaan anggaran dan transparansi dalam proyek tersebut. https://www.antaranews.com/berita/4180377/pemkot-kediri-kalah-di-persidangan-arbitrase-proyek-alun-alun.
Potensi Mangkrak dan Dugaan Korupsi:
Proyek Alun-Alun Kota Kediri juga mengalami masalah yang berpotensi menyebabkan proyek ini mangkrak. Sebelumnya, terdapat kasus serupa pada proyek-proyek lain di kota tersebut yang berujung pada dugaan korupsi dan penahanan pejabat terkait. Hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran mengenai integritas dan akuntabilitas dalam pelaksanaan proyek-proyek pemerintah di Kediri. https://radarkediri.jawapos.com/politik-pemerintahan/784409547/kasus-sengketa-proyek-alun-alun-kota-kediri-disidangkan-di-lkpp.
Proses Tender yang Dipertanyakan:
Nilai pagu untuk proyek Alun-Alun adalah Rp 23,8 miliar, dengan PT Surya Sarana Sentosa sebagai pemenang tender. Namun, perusahaan ini belum pernah mengerjakan proyek besar di Kediri sebelumnya, yang menimbulkan pertanyaan tentang keterlibatan oknum penguasa dalam proses tender. Hal ini menambah keraguan masyarakat terhadap transparansi dan keadilan dalam proses pengadaan proyek. https://kediripost.co.id/alun-alun-proyek-besar-pertama-langsung-mangkrak/.
Dinasti Politik:
Pencalonan istri Abu Bakar, Feronica atau Bunda Fey menjadi calon walikota Kediri berpasangan dengan Regina Suwono sempat menjadi kontroversi karena dianggap sebagai bentuk Dinasti Politik. Pencalonan istri Abu Bakar mendapat dukungan dari PAN dan Partai Nasdem.
Revitalisasi Alun-Alun:
Meski terdapat masalah, Abdullah Abu Bakar melakukan groundbreaking untuk pengembangan ruang terbuka hijau di Alun-Alun Kota Kediri pada 27 Juni 2023. Proyek revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ruang publik dan mengembalikan fungsi sosial dan budaya alun-alun. Namun, kritik terhadap proyek ini mungkin berkaitan dengan efektivitas dan dampak jangka panjang dari revitalisasi tersebut. https://mail.kedirikota.go.id/kategori/berita/37.
Kepemimpinan Abdullah Abu Bakar di Kota Kediri ditandai dengan berbagai prestasi yang mencerminkan kemajuan dalam pembangunan kota, pengelolaan yang baik, dan pemberdayaan masyarakat. Penghargaan yang diterima menunjukkan keberhasilan dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi warganya meskipun terdapat beberapa kontroversi dan masalah sampai dengan saat ini masih belum jelas status hukumnya.
Saat ini istri Abu Bakar, Feronica (Bunda Fey) mencalonkan diri menjadi calon walikota Kediri bersama Regina Suwono didukung oleh PAN dan Partai Nasdem.
Dugaan Korupsi
Meskipun Abdullah Abu Bakar memiliki karir politik yang cukup panjang, terdapat beberapa isu kontroversial yang mengelilinginya, termasuk dugaan korupsi. Namun informasi spesifik mengenai kasus korupsi yang melibatkan dirinya tidak dijelaskan secara rinci dalam sumber yang tersedia. Kontroversi ini sering kali muncul dalam konteks politik lokal, di mana persaingan antar kandidat dapat memunculkan tuduhan dan spekulasi.
Kesimpulan
Abdullah Abu Bakar adalah sosok yang berpengaruh dalam politik Kediri, dengan pengalaman yang luas dalam pemerintahan lokal. Meskipun ada beberapa kontroversi yang mengelilinginya, informasi yang tersedia mengenai prestasi dan dugaan korupsi masih terbatas dan memerlukan verifikasi lebih lanjut.
Sumber:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_Abu_Bakar
2. https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/tokoh/wali-kota-kediri-abdullah-abu-bakar
3. https://www.detik.com/jatim/berita/d-6884513/abdullah-abu-bakar-mundur-dari-wali-kota-kediri-penggantinya-belum-ada
Penulis: Litbang Bacaini.id