Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Sejak harga kedelai naik, produsen tahu di Tulungagung mengalami penurunan omset jutaan rupiah. Beberapa terpaksa mengurangi ukuran tahu agar tetap bisa bertahan.
Salah satunya Miyanto, produsen tahu ini mengungkapkan bahwa setiap harinya harga kedelai terus mengalami kenaikan sekitar Rp 200 per kilogram. Hingga hari ini harga kedelai sudah mencapai Rp 11.500 per kilogram.
“Kenaikan harga kedelai ini terparah jika dibandingkan tahun sebelumnya. Harga mahal ini sangat terasa pada masa pandemi ini,” kata Miyanto kepada Bacaini.id, Kamis, 24 Februari 2022.
Pria asal Desa Bendo, Kecamatan Gondang ini mengaku terpaksa mengurangi ukuran tahu hasil produksi. Hal ini dilakukan agar produksi tahu miliknya bisa bertahan. Karena tidak hanya persoalan kenaikan harga, tetapi juga karena konsumen tahu ikut anjlok.
“Selain ukuran tahu kami kurangi sekitar 2 cm, kami juga mengurangi hasil produksi, karena banyak langganan pedagang gorengan yang mengurangi pembelian,” keluhnya.
Menurutnya, menurunya daya beli pedagang terhadap tahu juga disebabkan karena kenaikan harga minyak goreng. Sehingga akhirnya keadaan ini menjadi efek domino bagi produsen dan pedagang.
“Harga kedelai naik, diperparah dengan menurunya daya beli pedagang akibat harga minyak goreng juga naik,” imbuhnya.
Pria paruh baya ini memaparkan bahwa saat ini omsetnya mengalami penurunan sekitar 50 persen. Omset bulanan yang biasanya mencapai 4 sampai 5 juta rupiah sekarang turun menjadi 2,5 juta rupiah.
“Kami terus berusaha bertahan, kalau terus begini, terpaksa kami akan menaikkan harga tahu,” ujarnya.
Miyanto mengaku sempat kepikiran untuk mogok produksi seperti halnya yang terjadi di beberapa daerah. Namun setelah berpikir masak-masak, dia mengurungkan niatnya. Mengingat, banyak masyarakat yang pendapatannya bergantung dari produksi tahu ini.
“Kami tetap produksi karena memikirkan nasib pekerja di sini, karena produksi tahu ini satu-satunya mata pencaharian mereka,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira