Bacaini.id, MALANG – Wali Kota Malang, Sutaji mendapat sorotan warganet. Mereka mengecam pernyataannya yang akan menjadikan ‘Malang Halal’ sebagai predikat bagi Kota Malang.
Sejumlah elemen masyarakat pun menolak keras predikat ‘Malang Halal’ karena dinilai tidak mencerminkan nilai toleransi. Bahkan belakangan ini terpasang spanduk bertuliskan ‘Malang Tolerant City not Halal City’ di depan Balai Kota Malang.
Meski saat ini spanduk besar tersebut sudah hilang, ocehan masih bertebaran di media sosial dan menjadi pro kontra.
Menanggapi kehebohan ini, Sutiaji akhirnya angkat bicara dan menegaskan jika dirinya tidak menyatakan statement terkait Halal City.
“Yang saya bilang itu The Future Kota Malang dan salah satunya adalah Malang Halal, bukan Halal City,” ujar Sutiaji, Sabtu, 19 Februari 2022.
Menurut Sutiaji, Malang Halal adalah bagian dari The Future Kota Malang yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang tahun 2018 dan RPJMD perubahan tahun 2021.
Selain Malang Halal, ada juga perwujudan lain dari The Future Kota Malang, diantaranya Malang City Heritage, Malang 4.0, Malang Creative, Malang Services dan Malang Nyaman.
“Malang Halal itu konsep, Centere Halal Tourism. Jadi, salah satunya nanti akan ada satu pusat kuliner yang sudah dijamin kehalalannya. Sekali lagi Malang Halal, bukan Halal City,” jelas Sutiaji.
Wali Kota Malang juga meminta masyarakat memahami perbedaan antara halal dan syari. Dia berharap agar masyarakat tidak terjebak dengan isu SARA yang tengah berkembang saat ini.
“Jangan memperlebar diksi Malang Halal itu jadi Malang Syari, itu salah besar. Konsep ini nantinya akan lebih ke pengembangan destinasi wisata halal, hotel halal dan yang lainnya,” terangnya.
Lebih lanjut, Sutiaji menyatakan jika wisata halal juga menjadi program prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Wisata halal ini menjadi jaminan produk halal untuk wisatawan, tidak hanya halal, tetapi juga aman dan sehat.
“Jadi nanti pembelinya tidak hanya kaum muslim tetapi juga non muslim. Janganlah ditarik-tarik ke arah SARA,” tandasnya.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira