Bacaini.ID, JAKARTA – Momen Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi menasehati keluarga miskin yang memilih membayar Rp1,2 juta untuk perpisahan sekolah viral di media. Keluarga yang tinggal di bantaran sungai itu bahkan dinilai sok kaya karena memanjakan anak di luar kemampuan.
Merayakan kelulusan sekolah sepertinya sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tak peduli kemampuan orang tua siswa yang beragam, perpisahan sekolah dengan acara mewah sudah menjadi kewajiban setiap siswa.
Di tengah kemeriahan acara perpisahan sekolah, hiruk-pikuk make-up pentas, hingga berburu baju wisuda untuk anak, sering kali kita lupa menanyakan pada diri sendiri, ”Apa yang sebenarnya paling dibutuhkan seorang anak untuk masa depannya?”
Jawabannya sederhana dan mendasar, yakni asupan gizi yang sehat dan seimbang.
Makan bergizi sejak dini bukan hanya tentang membuat anak tampak sehat dari luar. Jauh lebih penting, gizi yang cukup membentuk struktur otak, daya tahan tubuh, kecerdasan berpikir, dan bahkan kesehatan mental anak-anak kita.
Periode emas perkembangan otak, atau yang dikenal sebagai “golden age”, hanya terjadi sekali seumur hidup, yakni sejak bayi hingga remaja awal. Jika masa emas ini terlewatkan tanpa kecukupan nutrisi, konsekuensinya akan berlangsung panjang, seperti hambatan belajar, gangguan pertumbuhan, hingga penyakit kronis di usia dewasa.
Sayangnya, prioritas keuangan keluarga sering kali terseret pada hal-hal yang sifatnya seremoni sesaat. Bayangkan, jutaan rupiah dengan mudah dihabiskan untuk membeli baju wisuda anak TK dan SD, membayar make-up mahal untuk pentas akhir tahun dan make up orang tuanya, atau membiayai acara perpisahan sekolah di hotel mewah. Demi apa? Demi bisa mendapatkan foto untuk diunggah di media sosial.
Sementara di luar sana, berapa banyak anak-anak yang berpakaian rapi dan bergincu cantik itu sebenarnya belum mendapatkan makanan bergizi setiap hari?
Pikirkan sejenak.
Jika biaya make-up perpisahan yang ratusan ribu rupiah itu dialihkan untuk membeli daging segar, ikan laut, telur berkualitas, susu tinggi kalsium, dan sayuran segar untuk sebulan penuh, akan membawa manfaat langsung pada anak kaerna meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar.
Dengan menjamin anak mendapatkan zat besi dan vitamin D untuk mencegah anemia dan meningkatkan energi, maka kita sedang membangun masa depan mereka.
Sadarilah, tidak ada foto wisuda yang bisa menggantikan otak yang berkembang optimal. Tidak ada gaun mewah yang dapat menebus tinggi badan yang terhambat karena kekurangan protein. Tidak ada pesta seremonial yang mampu mengganti kesehatan jangka panjang yang hilang akibat gizi buruk tersembunyi.
Membangun masa depan anak bukan soal seremoni. Membangun masa depan butuh investasi harian yang nyata pada nasi, ikan, sayur, buah, susu, dan perhatian penuh cinta dalam setiap piring makan mereka.
Prioritaskan gizi, bukan hura-hura. Karena saat anak kita tumbuh sehat, cerdas, dan kuat, itulah sesungguhnya wisuda terbaik bagi orang tua sejati.
Penulis: Danny Wibisono*
*)Kepala Litbang Bacaini.ID