Bacaini.ID, KEDIRI – Kegiatan penanaman jagung ini berlangsung di area persawahan Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, pada Selasa, 21 Januari 2025.
Program nasional penanaman jagung sejuta hektare ini untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Penanaman jagung ini merupakan salah satu program Asta Cita Swasembada Pangan yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Hadir Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto S.H, S.I.K, Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa, Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol INF Ragil Jaka Utama, Dinas Pertanian, Perhutani, serta para pemangku kepentingan di sektor pertanian dan peternakan.
Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto mengatakan program nasional penanaman jagung sejuta hektare ini untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
“Kegiatan ini merupakan program swasembada pangan nasional,” kata AKBP Bimo.
Menurut AKBP Bimo, dimana di Kabupaten Kediri melakukan penanaman jagung seluas 170 hektare. Pada bulan Desember 2024, menanam seluas 90 hektare. Sementara target pada Januari 2025, dengan 60 hektare dan target pada bulan Febuari 20 hektare.
“Program penanaman jagung ini merupakan program jalan,” jelas AKBP Bimo.
Program ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga sebagai bagian dari kontribusi Kabupaten Kediri dalam memperkuat ketahanan pangan di tingkat provinsi dan nasional.
Dengan program ini, kami ingin menunjukkan bahwa sektor pertanian dan peternakan bisa berjalan beriringan untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Harapan kami petani mendapatkan keuntungan dan kesejahteraan. Selain itu kita bisa mendukung serta meningkatkan kualitas dan kuantitas jagung sehingga pemerintah akan lebih berdikari tidak ada spekulan-spekulan yang memanfaatkan sektor pertanian dan mempengaruhi harga kebutuhan pokok yang lain,” ucap Kapolres Kediri.
Selain itu, targetnya, produksi jagung dapat meningkat dari rata-rata 4-6 ton per hektare menjadi 8 ton per hektare dengan penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat, serta pengendalian hama yang lebih baik.
“Ini adalah kegiatan bentuk nyata Polri dalam mendukung Program Bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto,” tutur AKBP Bimo.
Menurut AKBP Bimo, kestabilan harga jagung memiliki dampak besar terhadap harga telur sebagai salah satu sumber protein utama masyarakat.
“Jika harga jagung stabil, harga telur juga akan terkendali. Hal ini sangat penting untuk mendukung program makan siang bergizi yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.
Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa, mengungkapkan bahwa dalam program ini para petani mendapat bantuan benih jagung sebagai bagian dari gerakan penanaman jagung serentak di lahan seluas satu juta hektare.
“Wilayah Ringinrejo dipilih karena memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan peternakan, terutama dalam mendukung produksi jagung dan telur,” katanya.
Di kawasan ini, terdapat sekitar 140 ribu petani dengan lahan pertanian seluas 706 hektare yang ditanami padi, serta 1.207 hektare lahan jagung yang mampu menghasilkan 8.330 ton jagung pipil kering.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan harga jagung di tingkat petani, dari sebelumnya sekitar Rp4.600 per kilogram menjadi minimal Rp5.500 per kilogram.
“Kestabilan harga ini sangatlah penting untuk mempengaruhi para petani. Sehingga dapat simbiosis mutualisme, antara petani dan peternak serta semuanya,” jelasnya.
Selain mendukung ketahanan pangan, panen jagung ini juga dapat menjadi sumber pakan ternak, terutama bagi peternak ayam yang banyak terdapat di kawasan Ringinrejo. Dengan harga jagung yang stabil, diharapkan harga telur juga tetap terkendali, sehingga turut berkontribusi pada program makan siang bergizi bagi masyarakat.
Kegiatan penanaman jagung dimulai dengan persiapan lahan, yang kemudian dilanjutkan dengan penanaman simbolis di lahan seluas satu hektare.
Pemkab Kediri bersama pihak terkait menekankan pentingnya penerapan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi hasil panen.
“Program ini diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat sehingga ada sinergi antara petani, peternak, dan masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan,” tambah Mbak Dewi.
Penulis : A.K Jatmiko
Editor : Hari Tri Wasono