Bacaini.id, JOMBANG – Penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tidak kunjung tertangani terus membuat peternak resah. Tidak terkecuali peternak sapi perah di Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Jombang yang mengeluhkan turunnya produksi susu.
Seperti yang dialami oleh Elia Magdalena, salah satu peternak sapi perah yang ada di lereng gunung Anjasmoro, Wonosalam. Satu dari empat sapinya terdeteksi positif PMK. Selain mulutnya berbusa, nafsu makan sapi miliknya menurun drastis.
“Karena tidak mau makan, jadi produksi susunya ikut menurun,” kata Elia kepada Bacaini.id, Senin, 06 Juni 2022.
Elia mengungkapkan bahwa penurunan produksi susu sapi perahnya mencapai 300 persen. Dalam kondisi normal, produksi susu setiap satu ekor sapi miliknya bisa mencapai 15 sampai 20 liter setiap satu harinya.
Sayangnya setelah sapinya terdeteksi PMK produksi susu setiap satu ekor sapi hanya 3,5 hingga lima liter setiap satu harinya. Diakuinya, sekitar 15 liter susu hilang dari setiap ekor sapi indukan perharinya.
“Sejak muncul gejala saya langsung lapor Dinas Peternakan dan langsun disuntik vaksin dan juga vitamin. Saya juga kasih jamu untuk meningkatkan nafsu makan,” akunya.
Di Desa Galengdowo ini sapi perah menjadi sumber penghasilan para peternak. Setidaknya ada sekitar 1.500 ekor sapi yang telah berproduksi dan menjadi mitra pabrik susu. Setiap hari, warga selalu memeras susu sapi yang kemudian disetorkan kepada pengepul di desa. Dari produksi susu sapi inilah mereka mengantungkan hidup selain bertani di kawasan hutan sekitar.
“Kami berharap pemerintah dapat bergerak cepat untuk memutus mata rantai penyebaran PMK, karena penularannya sangat cepat jadi sapinya sendiri menjadi tidak produktif,” paparnya.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, sebaran kasus PMK terus mengalami peningkaatan. Bahkan hari ini, ada tambahan sebanyak 344 kasus baru yang berbanding terbalik dengan angka sembuh yang hanya sebanyak 51 ekor, dua ekor potong paksa meskipun angka kematian nihil.
Kadis Peternakan Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugioto menyebut hingga saat ini total kasus PMK di Jombang mencapai 2.631 ekor. Dengan jumlah sembuh sebanyak 535 ekor, potong paksa sebanyak 14 ekor dan kasus kematian sebanyak 22 ekor.
“Kita terus berusaha untuk menangani dan mencegah penyebarannya. Untuk yang sudah terdeteksi langsung ditangani secara medis dengan pengobatan dan pemberian vitamin,” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira