Bacaini.ID-JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto setelah 100 hari kerja memimpin sidang kabinet paripurna pada Rabu 22 Januari 2025 di Istana Presiden di Jakarta. Beberapa hal penting dalam pidato ini disampaikan bahwa beberapa menteri telah melaporkan bahwa mulai tahun 2025 ini tidak melakukan impor beras, jagung dan garam lagi. Beberapa hal lainnya adalah penghapusan hutang bagi petani dan nelayan yang mengalami kesulitan membayar, penegakan hukum bagi perusahaan yang melanggar aturan pertanahan dan hutan.
Berikut ini transcript pidatonya lengkap bersumber dari kanal Youtube Sekretariat Presiden
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikumsalam warahmatullah. Selamat sore, salam sejahtera bagi kita sekalian.
Shalom, salve, Om Swastiastu, Namo Buddhaya. Salam kebajikan.
Yang saya hormati, Wakil Presiden Saudara Gibran, Para menteri koordinator kabinet Merah Putih, Para menteri, para kepala badan, Jaksa Agung, kepala BIN, Kapolri, Kasat yang mewakili Panglima TNI yang sedang dinas keluar negeri, Serta seluruh wakil menteri dan anggota kabinet Merah Putih yang saya banggakan.
Hari ini saya mengundang seluruh kabinet untuk kita melaksanakan sidang paripurna. Tentunya ini adalah pertemuan kita setelah kita resmi 3 bulan menjabat, Setelah saya dilantik tanggal 20 Oktober yang lalu, Kemudian saudara-saudara dilantik besok harinya, tanggal 21, Dan para menteri, para wakil menteri sore harinya.
Jadi kita resmi menjabat, menjalankan mandat dari rakyat selama 3 bulan. Untuk itu, walaupun sebetulnya saya tidak pernah bekerja dengan target ratusan hari atau bulanan, tapi… Bagaimanapun, itu merupakan suatu tonggak, suatu tahap yang kita selesaikan. Untuk itu, saya kira secara objektif kita boleh bangga bahwa kita telah menunjukkan suatu hasil yang menuju kepada sasaran-sasaran kita. Saya apresiasi kerja saudara-saudara sekalian.
Saya merasakan dan saya menilai kabinet kita sekarang bekerja sebagai satu tim. Saya merasakan ada suatu kekompakan, suatu kerja sama yang baik di sana sini. Tentunya, masih harus kita perbaiki; itu wajar. Tetapi yang saya rasakan adalah semua menteri, semua wakil, punya keinginan yang sangat keras untuk memberi hasil kepada rakyat. Itu yang saya rasakan.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudara sekalian. Demikianlah yang diharapkan rakyat kita. Kita berada di trajektori yang benar, ya saudara-saudara sekalian.
Saya tadi pagi kebetulan berjumpa dengan Profesor Emil Salim, seorang senior, usianya 94 tahun. Beliau berkali-kali menyampaikan pesan-pesan, menyampaikan harapan-harapan, dan menyampaikan apa-apa yang… Beliau jadikan pegangan, beliau inti yang saya kira saya tangkap dari beliau. Beliau ingatkan bahwa seorang menteri adalah seorang pejabat negara, berarti orientasi pengabdiannya adalah negara.
Kita dari sistem politik kita, politik kita adalah politik konstitusional, di mana politik kita dijalankan melalui partai politik. Kedaulatan rakyat dilaksanakan melalui partai politik, melalui perwakilan. Dan itu benar bahwa sistem konstitusi kita bisa dikatakan adalah sistem campuran. Presidennya dipilih langsung dari rakyat, presiden memiliki wewenang-wewenang presidensial, tetapi parlemen, DPR, memiliki wewenang pengawasan dan wewenang anggaran yang sangat besar.
Dengan demikian, kita telah menjalankan state craft kita bernegara. Kita telah jalankan dengan tahap demi tahap, tahun demi tahun, melalui pengalaman, melalui cobaan, melalui rintangan. Tapi tahap demi tahap kita telah maju, telah menyelesaikan masalah-masalah bangsa dan masalah-masalah negara. Dengan demikian, saudara-saudara, apa kemarin yang atau… Apa yang tadi disampaikan sebagai harapan para senior, kita diingatkan bahwa sebagai pejabat negara, orientasi kita pertama untuk negara. Kita memang ada yang berasal dari partai politik, ada yang berasal dari organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Ada yang berasal dari dunia akademik, dunia ilmuwan, ada yang dari NGO, dari LSM.
Namun, begitu kita sudah disumpah dan menjabat sebagai pejabat negara, orientasi kita dan kepentingan kita adalah untuk negara. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih karena saya rasakan, walaupun banyak tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, tetapi yang saya rasakan sekarang adalah orientasi kita adalah kepentingan negara dan rakyat. Saya kira ini dirasakan oleh rakyat kita.
Saudara-saudara, dari hasil sementara kita merasakan bahwa pemerintah kita efektif. Di tahun dan akhir tahun 2024, liburan Hari Natal dan Tahun Baru berjalan dengan lancar dan aman. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat terkait dan jajarannya yang telah bekerja keras, Menko Polkam, Menko. Infrastruktur Menko Pangan semua, Menko Kapolri, yang bekerja keras menjamin keamanan dan keselamatan. Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, dan semua menteri-menteri lain yang saya monitor, turun ke bawah, turun ke lapangan untuk memonitor perkembangan kita.
Ini juga membuktikan bahwa pemerintah kita efektif, pemerintah kita bisa menjalankan administrasi negara dengan handal.
Saudara-saudara, bagaimanapun di bulan-bulan yang kritis tersebut, biasanya ditandai oleh banyak kecelakaan lalu lintas, ditandai oleh ketersediaan bahan pangan, bahan-bahan pokok yang penuh dengan fluktuasi harga dan sebagainya. Kali ini kita berhasil untuk menjalankan suatu keadaan yang stabil, penuh ketenangan, penuh kesejukan di tengah banyak dunia yang dilanda konflik, ketegangan, krisis, bahkan perang.
Kita mampu menjaga kesejukan, ketenangan, dan perdamaian di negara kita. Saudara-saudara sekalian, saya juga terima kasih. Dalam 3 bulan, kita telah memberi bukti kepada rakyat bahwa kebijakan-kebijakan kita adalah kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada… Rakyat berpihak kepada kepentingan negara yang pertama. Tentunya saya menyampaikan apresiasi kepada Menteri Keuangan dengan semua timnya yang telah menyusun APBN dengan baik dan cermat. Kerja keras mereka sangat saya hargai karena saya terus-menerus memonitor dan menuntut penghematan serta efisiensi. Saya menuntut keberanian untuk memotong hal-hal yang tidak esensial.
Saya tegaskan bahwa kriteria anggaran yang akan kita laksanakan adalah sebagai berikut: Kriteria pertama adalah harus bisa menciptakan delapan kerja. Sudah saya katakan berkali-kali. Kedua, harus meningkatkan produktivitas. Produktivitas ini harus bisa diukur dengan kuantifikasi, berapa devisa yang dihasilkan dan berapa devisa yang dihemat.
Kemudian, kriteria selanjutnya adalah harus mengarah kepada swasembada dan swasada energi. Kita harus mampu memberi makan kepada seluruh rakyat Indonesia. Tidak lagi impor. Saya terima kasih kepada jajaran menteri-menteri yang telah melaporkan kepada saya bahwa pada tahun 2025, kita tidak akan impor beras lagi. Tidak akan.
Impor jagung lagi tidak akan impor garam lagi. Artinya, target yang saya berikan kepada kabinet adalah bahwa Indonesia harus swasembada pangan dalam waktu 4 tahun. Alhamdulillah, target itu bisa kita capai akhir 2025, paling lambat awal 2026. Jadi, mungkin 3 tahun lebih cepat dari sasaran yang kita tetapkan.
Artinya, bahwa dengan niat baik, dengan kerja keras, dan dengan orientasi kepada negara dan bangsa, kebijakan yang masuk akal akan membuahkan hasil yang cepat. Ini harus kita yakini.
Kemudian, kriteria selanjutnya adalah harus bisa memberi terobosan teknologi. Dari prioritas kita itu satu, bahwa harus menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, serta swasembada pangan. Swasembada energi dengan swasembada pangan dan swasembada energi, kita aman. Kita tidak boleh bergantung kepada sumber di luar negeri. Sudah berkali-kali saya tekankan itu. Dalam krisis, dunia tidak ada negara yang akan mengizinkan pangan keluar dari negaranya. Ini sudah hukum sejarah.
Dan kriteria selanjutnya harus… Bisa menghasilkan terobosan teknologi berarti pengeluaran investasi untuk sumber daya manusia, untuk pendidikan, untuk sains dan teknologi ini termasuk sesuatu yang vital dan sesuatu yang harus kita jalankan. Jadi, saudara-saudara, saya tegaskan kembali bahwa hal-hal di luar itu yang bersifat seremonial, upacara merayakan ulang tahun ini, ulang tahun itu, hari ini, hari itu, kita tidak anggarkan perayaan sejarah, perayaan ulang tahun. Laksanakan secara sederhana di kantor, di ruangan. Kalau perlu, yang hadir hanya 15 orang, sisanya diikonkan perjalanan dinas. Dikurangi, saya potong setengah. Dengan setengah, kita bisa menghemat 20 triliun lebih. Kalau kita hitung, 20 triliun, berapa banyak gedung sekolah bisa kita perbaiki. Jadi saya katakan benar-benar bahwa saya sangat serius dalam hal ini. Saya minta loyalitas semua menteri, semua Kepala Badan untuk patuh dalam hal ini. Dan saya terima kasih kepada tim keuangan yang telah menjalankan penyisiran kajian terhadap anggaran sampai serinci-rincinya. Kalau tidak salah.
Mungkin sampai satuan kesembilan. Kalau tidak salah, mungkin pertama kali dalam sejarah ya, Presiden Republik Indonesia mengecek sampai satuan kesembilan. Jadi, saudara-saudara pun mungkin tidak tahu anggaran-anggaran tersebut.
Ya, karena kita sudah lama jadi orang Indonesia. Tapi ini saya kira sesuatu yang membanggakan.
Dengan demikian, kita bisa bekerja dengan sangat cepat, saudara. Program makan bergizi kita berjalan, Alhamdulillah. Kita telah luncurkan tanggal 6 Januari yang lalu, sampai sekarang berhasil melayani 650.
Anak-anak kita di 31 provinsi ini berkat kerja keras banyak pihak, ya. Kepala Badan Gizi, jajarannya, Mendagri, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Bappenas, Menteri Desa, Menteri Kesehatan, Panglima TNI, Kapolri, para kepala sekolah, para gubernur, bupati, tentunya Menteri Keuangan.
Untuk Januari sampai April 2025, program ini sasarannya adalah 3 juta anak. Bulan April sampai Agustus 2025, akan menuju 6 juta anak. September, kita harapkan 15 juta anak, dan akhir 2025 target kita adalah semua anak-anak Indonesia bisa dapat makanan bergizi.
Saudara-saudara, terima kasih atas kerjasama ini. Seluruh kementerian dan lembaga ikut mengamankan dan menyukseskan program ini. Kita akan bersinergi dengan pemerintah daerah, gubernur, bupati, walikota, dan seluruh perangkat daerah.
Saudara-saudara, ini adalah masalah strategis. Kita memperkuat masa depan Indonesia. Anak-anak Indonesia harus kuat, harus cerdas, harus semangat, harus sekolah dengan baik. Saya percaya, dalam waktu yang tidak lama, kita akan melihat peningkatan hasil.
Kemampuan akademis anak-anak kita sangat penting. Saya juga bertekad untuk melakukan langkah-langkah intervensi kepada semua sekolah di Indonesia, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Semua sekolah yang dibina oleh pesantren akan mendapatkan teknologi kita.
Kami ingin mempercepat penyampaian pelajaran untuk semua sekolah. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Menko Perekonomian dan tim ekonomi yang telah menggagas serta menyusun konsep-konsep yang diwujudkan dalam produk-produk kebijakan yang pro-rakyat.
Penghapusan utang kepada petani dan nelayan yang mengalami kesulitan membayar dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi salah satu fokus kami. Kami memberikan berbagai bantuan langsung untuk mengurangi kewajiban-kewajiban, terutama bagi rakyat yang berada di golongan paling bawah dan paling lemah.
Saya kira nanti, Menko Perekonomian dengan Menteri Keuangan bisa menjelaskan kepada masyarakat mengenai berbagai kebijakan yang telah kita lakukan.
Dalam waktu dekat, kita juga akan mewajibkan semua perusahaan yang menerima kredit dari bank pemerintah untuk menempatkan hasil penjualan ekspornya di bank di Indonesia. Saya kira ini hanya wajar dan masuk akal. Mereka berusaha dengan dana yang bersumber dari rakyat Indonesia, setelah mereka berusaha dan melakukan penjualan hasil, wajar kalau ditaruh di bank-bank di Indonesia. Ini saya kira segera akan keluar dan akan berlaku kurang lebih satu bulan yang akan datang.
Jadi, ini adalah sesuatu yang logis dan masuk akal. Kemudian, saya juga sudah memberi keputusan kepada unsur penegak hukum, yaitu Jaksa Agung, BPKP, Kapolri, dan Panglima TNI untuk menegakkan hukum dan aturan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang melanggar ketentuan-ketentuan pertanahan dan hutan. Ketentuan-ketentuan kita harus dipatuhi; tidak ada yang memiliki perlakuan khusus bagi mereka yang sudah diberi kesempatan berkali-kali untuk menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dan tidak melakukannya. Pemerintah akan melaksanakan.
Kewajibannya mencabut izin dan menguasai kembali lahan-lahan tersebut. Apalagi lahan-lahan itu adalah hutan lindung dan sebagainya. Jadi, ini juga langkah yang akan kita laksanakan, saudara-saudara sekalian. Saya juga sangat berterima kasih kepada banyak jajaran.
Hari Senin kemarin, saya mendapat kehormatan meresmikan 37 proyek strategis ketenagalistrikan nasional, mencakup 26 pembangkit listrik dengan kapasitas total 3,2 GW serta 11 jaringan transmisi dan gardu induk di 18 provinsi. Sebagian besar dari pembangkit listrik ini adalah energi bersih, energi terbarukan.
Saya kira, kalau dicek nanti, ini mungkin peresmian terbesar dalam satu hari. Ini menunjukkan daya kemampuan kita, ya, we can do it. Dan ini saya harus sampaikan bahwa ini adalah hasil kerja keras pemerintah-pemerintah sebelum pemerintah kita. Jadi, marilah kita selalu menghormati semua pihak, semua yang telah bekerja keras, pendahulu-pendahulu kita. Kita sampai di sini bukan seketika; kita sampai di sini karena perjalanan jauh pembangunan suatu bangsa.
Bukan pembangunan 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun. Pembangunan suatu bangsa adalah puluhan tahun. Apa yang dirintis Bung Karno, kita nikmati sekarang. Apa yang diteruskan oleh Pak Harto, kita teruskan dan nikmati sekarang. Demikian Presiden demi Presiden: Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, Pak Jokowi. Ini terus berlanjut.
Contohnya, saya baru 3 bulan menjabat, saya sudah meresmikan proyek yang dilaksanakan mulai 2015. Bayangkan! Jadi, inilah yang saya minta menjadi alur bernegara kita. Kita ini melanjutkan suatu long march, perjalanan jauh, estafet demi estafet. Kita terima, baru nanti kita akan mencapai cita-cita kita.
Saya sangat optimis bahwa kita akan sampai ke situ, saudara-saudara. Sementara itu, yang saya sampaikan kepada teman-teman media, saya kira cukup banyak bahan. Sekarang, saya akan sampaikan hal-hal yang belum perlu Anda dengar. Saya kira media ini masih muda-muda, ya. Jadi, ada hal-hal yang kalau orang tua bicara, yang muda-muda, ya, yang muda-muda, anak-anak biasanya tunggu di luar, kan begitu?
Ya, terima kasih.
Penulis : Danny Wibisono
Editor : Hari Tri Wasono