Bacaini.id, JOMBANG – Petasan dan ramadhan seperti dua hal yang tak terpisahkan. Meski kerap menimbulkan celaka, hingga kini masih banyak masyarakat yang bermain dengan bahan peledak tersebut.
Seorang warga di Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang tewas setelah petasan di rumahnya meledak. Tak hanya merenggut nyawa, ledakan petasan juga melukai penghuni lain dan menghancurkan tempat tinggal mereka.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis malam, 15 April 2021 di rumah Sukijan, 60 tahun. Saat sebagian warga kampung sedang melakukan sholat tarawih, tiba-tiba ledakan besar terjadi di dalam rumah. Sukijan sendiri sedang mengikuti sholat tarawih di mushola.
Begitu ledakan terjadi, seluruh warga langsung mendatangi rumah Sukijan. Mereka mendapati Joko Slamet, 35 tahun, anak Sukijan terkapar dengan luka bakar di seluruh tubuh. Tak jauh darinya sang ibu Sainten, 55 tahun juga terkapar. “Saat ditemukan dua korban ini tergeletak dalam kondisi terbakar,” ujar AKP Rudi Darmawan, Kapolsek Kabuh kepada Bacaini.id, Jumat 16 April 2021.
baca ini Kisah Burung Keramat di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang
Saat polisi melakukan olah TKP, tercium bau belerang yang sangat menyengat. Ditemukan juga beberapa peralatan peracik petasan. Seperti satu kaleng belerang sisa, abu bekar belerang, dan cat yang digunakan untuk pavel mercon.
Dugaan polisi saat itu Joko Slamet sedang meracik petasan. Entah apa yang terjadi tiba-tiba bahan itu meledak dan menghancurkan seisi rumah. Ibunya yang berada tak jauh dari tempat Joko meracik ikut tersambar ledakan. “Joko meninggal saat dirawat di rumah sakit,” kata Rudi.
Hal ini dibenarkan sejumlah tetangga yang mengatakan jika Joko Slamet memiliki kebiasaan meracik petasan. Biasanya petasan itu diledakkan saat menjelang Idul Fitri.
Saat ini polisi masih menggali informasi terkait ledakan yang menimpa keluarga Sukijan. Termasuk menelisik sumber bahan baku penyuplai bahan berbahaya ke rumah pria yang sehari hari bekerja sebagai petani itu.
Penulis: Syailendra
Editor: HTW
Tonton video: