KEDIRI – Calon Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramono melakukan blusukan ke Desa Sumberjo, Kecamatan Kandat. Disana, Dhito melakukan audiensi dengan para petani organik di desa setempat. Jumat, 20 Nopember 2020.
Dalam kegiatan tersebut, Dhito juga melakukan tanya jawab dengan petani. Selain itu dia juga menampung aspirasi para petani organik. “Beliau ini adalah penggiat pertanian organik sejak tiga tahun yang lalu. Tanahnya sekitar tiga hektar dan pupuknya sudah memakai organik,” jelas Dhito kepada bacaini.id, Jumat, 20 Nopember 2020.
Diapun memuji program organik yang telah dibuat oleh salah satu petani di desa setempat. Menurutnya penggabungan antara pertanian modern dan organik akan membawa pada keberhasilan. “Jenis pupuk yang buat adalah pupuk kandang, pengairannya beliau sudah modern, ini sangat bagus,” katanya.
Selain itu, kegiatan yang dilakukan hari ini adalah sebagai upaya pengumpulan warga yang mau untuk diajak menjalankan program desa tani organik miliknya. “Beliau-beliau ini adalah simpul-simpul, seperti ini yang akan saya kumpulkan untuk mensukseskan jalannya program desa tani organik,” ucapnya.
Sebelum blusukan, ia mengaku pesimis dengan programnya tersbut, karena ia menganggap akan sedikit sulit mencari penggiat-penggiat pertanian organik. Namun ternyata kenyataannya berbeda, banyak warga Kabupaten Kediri yang menginginkan pemberdayaan pertanian organik.
“Saya sempat salah memprediksi bahwa para petani di kediri ini tidak menginginkan pupuk organik. Tetapi ternyata banyak sekali simpul-simpul yang cukup antusias dengan program tani organik,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Mohammad Kamal Ghozi salah satu penggiat pertanian organik di Desa Sumberjo mengatakan, jika dibanding dengan penggunaan pupuk kimia, pertanian organik lebih menguntungkan. Karena buah dari pertanian oraganik dirasa lebih banyak.
“Biasanya untuk hasil pertama buah kalau memakai pupuk kimia bagus, setelah itu, menurun kualitasnya di buah kedua, tetapi untuk organik tidak, kita untuk panen kedua masih bagus hasilnya,” tutur Ghozi.
Sementara itu saat ditanyak terkait pupuk, di sawah miliknya memakai pupuk dari urin sapi, kotoran sapi, ayam dan kambing.
Pembuatannya dengan mencampur urine sapi kita taruh di drim besar setengah, dicampur air setengah, dan pemakaiannya satu pohon kita beri satu botol aqua dan dosisnya seminggu sekali. “Hasilnya, tak kalah dengan yang menggunakan pupuk kimia, saat saya tanyakan hasilnya lebih banyak punya saya,” pungkasnya.(Karebet)