Bacaini.id, KEDIRI – Berawal dari rasa iba melihat banyaknya kucing liar di pasar dan juga jalan, seorang warga Kediri membuka panti kucing. Panti tersebut merawat kucing yang dibuang pemiliknya di jalan, dan ditawarkan kepada majikan baru.
Dia adalah Izza Nurul’aini, pemilik ‘Izana Panti Kucing’ yang beralamat di Desa Ngebrak, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri. Perempuan ini mengaku kasihan melihat kucing yang terbuang hingga berinisiatif mendirikan panti asuhan.
“Saya pernah nemu kucing di pasar, karena kasihan saya bawa pulang, saya mandikan, saya kasih makan, dan Alhamdulillah keadaannya lebih baik. Saat itu saya berinisiatif membuka panti untuk menampung kucing,” kata Izza pekan lalu.
Panti kucing yang didirikan sejak tahun 2019 silam ini tak luas. Memanfaatkan ruangan seadannya, Izza menata tempat istirahat kucing dengan layak. Kucing yang sakit juga diobati agar sembuh.
Sebagai sesama makhluk hidup, Izza tak tega melihat binatang itu terlantar kelaparan di jalan. Apalagi jika ada kucing yang kesakitan akibat berkelahi atau dianiaya manusia.
“Dari pada dibuang kasihan, mending dibawa ke sini saja, saya rawat, siapa tahu nanti ada lagi yang mau mengadopsi. Semua gratis kok, saya tidak minta biaya sepeserpun,” imbuh perempuan 35 tahun itu.
Kucing yang dipelihara di tempat ini sudah banyak yang diadopsi orang. Izza memastikan kucing yang diadopsi dalam keadaan sehat dan bersih. Untuk melindungi hewan peliharaannya, Izza juga memberikan syarat khusus bagi calon orang tua asuh. Mereka rata-rata menghubungi Izza setelah diposting di media sosial.
Beberapa syarat adopsi dicantumkan adalah identitas diri meliputi nama asli, alamat lengkap, foto calon pengadopsi, serta kesepakatan untuk bertanggungjawab yang ditandatangani dengan Izza.
“Saya harus benar-benar memastikan bagaimana pengadopsi bertanggung jawab penuh. Misalnya apa sudah ada kandang di rumah, apa anggota seisi rumah sepakat mau memelihara kucing, sudah punya berapa kucing di rumah, yang paling penting kami melarang pengadopsi memperjual belikan kucing itu,” jelasnya.
Selain syarat bagi calon pengadopsi, Izza juga memberikan syarat kepada orang-orang yang menyerahkan kucing ke pantinya. Syarat itu hampir sama dengan adopsi, hanya saja pengirim kucing harus menyertakan foto kucing yang akan dikirimkan.
“Karena pelanggan dan partner kami cukup banyak, termasuk dibantu relawan, jadi perputaran terima dan adopsi lebih cepat. Kucing yang dikirim tidak sampai menumpuk di tempat saya,” ucap Izza.
Untuk mengurangi interaksi fisik dengan orang luar, selama pandemi ini Izza hanya berkomunikasi melalui WhatsApp dan Facebook. Dia juga sudah memiliki kontak para relawan yang biasa mengirimkan kucing buangan ke pantinya.
Izza juga tak bisa menampung banyak kucing karena kandangnya hanya memuat sekitar 20 ekor saja.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: