Bacaini.ID, KEDIRI – Keterbatasan fisik tak menghalangi anak-anak ini untuk membaca ayat suci Al Quran. Meski tak mampu berbicara dan mendengar, mereka tetap mengaji sepanjang hari.
Puluhan penyandang disabilitas yang masih remaja ini begitu tekun membaca satu per satu baris ayat di atas meja. Tangan mereka aktif bergerak membentuk kode-kode khusus.
“Anak-anak ini belajar mengaji menggunakan menggunakan bahasa isyarat,” terang Yuyun, pengajar disabilitas yang juga membaca Al Quran kepada Bacaini.ID saat ditemui di rumahnya Perumahan Merah Delima, Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Kamis, 20 Maret 2025.
Sudah lama Yuyun mendampingi penyandang disabilitas ini belajar mengaji. Ia juga mengajarkan bahasa isyarat yang berbeda dengan bahasa Indonesia, yakni bahasa Arab.
Al Quran yang digunakan menggunakan metode al quro mushaf isyarat yang disusun oleh Kementerian Agama. Sehingga para penyandang disabilitas ini lebih mudah memahami.
Setiap kode menggambakan huruf hijaiyah yang dieja. Sehingga meski tak melafalkan secara lisan, mereka tetap bisa membunyikan Khalam Allah dengan gerakan jari.
“Awalnya memang susah mengajarkan anak-anak ini mengaji. Butuh kesabaran karena mereka berbeda dengan anak-anak normal,” kata Yuyun.
Demi memenuhi keinginan mereka untuk mengaji seperti anak lainnya, sejak tahun 2021 Yuyun mendirikan Rumah Quran Sahabat Tuli. Dibantu beberapa relawan mereka mengelola tempat itu hingga sekarang.
Ia berharap para penyandang disabilitas ini mendapat bekal di akhirat kelak.
Penulis: A.K. Jatmiko
Editor: Hari Tri Wasono