Bacaini.ID, KEDIRI – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati berbagi kebahagiaan dengan para pejuang thalasemia. Mbak Wali memberikan hadiah bingkisan berisi tumbler kepada anak-anak pejuang thalasemia yang berhasil menjawab pertanyaannya. Anak-anak pun antusias untuk bisa menjawab pertanyaan dari Mbak Wali.
Momen penuh keceriaan tersebut dalam acara Donor Darah dan Edukasi dalam rangka peringatan Hari Thalasemia Sedunia serta Hari Bahayangkara ke-79. Acara berlangsung di Aula Tri Brata Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu (14/05/2025).
“Kita disini tidak hanya memperingati tapi juga menjadi momen refleksi bersama. Untuk saling meningkatkan kepedulian dan kesadaran terhadap pejuang thalasemia,” ujarnya.
Wali kota termuda ini memberikan apresiasi kepada orang tua yang selalu bersedia mendampingi, menyayangi, dan menguatkan anak-anak hebat ini. Lalu juga kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membersamai para pejuang thalasemia. Baik fasilitas kesehatan serta dukungan ‘Bapak Asuh’ yang menjadi pendonor tetap. “Terima kasih juga kepada Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (POPTI). Sehingga perjuangan ini tidak terasa berat sendiri. Namun ada teman-teman yang menyemangati,” ungkapnya.
Mbak Wali menegaskan Pemerintah Kota Kediri akan terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Pemerintah Kota Kediri berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang inklusif melalui progran Merata dan Smart Living. Spesifik pada jaminan kesehatan dan program-program pendukung lainnya. “Untuk para pejuang thalasemia kami berkomitmen memberikan pelayanan transfusi darah yang aman dan akses yang mudah. Harapannya dengan program-program yang ada dapat membantu meringankan beban para pejuang thalasemia di Kota Kediri,” tegasnya.
Untuk diketahui, thalasemia ada tiga jenis, yakni mayor, intermediate, dan minor. Thalasemia mayor ini yang paling parah, membutuhkan transfusi darah rutin. Thalasemia intermediate ini lebih ringan dari mayor tetapi masih membutuhkan transfusi darah. Lalu thalasemia minor, tidak mengalami gejala yang jelas dan tidak memerlukan transfusi darah. “Saya ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian. Sebab pejuang thalasemia ini tidak hanya sisi fisiknya saja yang sakit. Tapi mereka juga ada beban mental, sosial dan lainnya. Mari kita bahu-membahu memberikan semangat moral dan sosial,” imbuh Mbak Wali.
Dalam kesempatan ini, Ketua POPTI Kediri Malichatun Nafiah menjelaskan tahun ini peringatan hari thalasemia sedunia adalah Bersama untuk Thalasemia: Menyatukan Komunitas Memprioritaskan Pasien. Ini menjadi tema yang luar biasa, mengingat perjuangan pasien thalasemia. Total pasien di Karisidenan Kediri ada 117 pasien dan di wilayah Kediri ada 54 pasien. Untuk di Kota Kediri ada 18 pasien yang aktif ke rumah sakit untuk mendapat protokol thalasemia berupa transfusi darah dan terapi kelasi besi. Lalu ada 4 pasien yang sudah tidak aktif di rumah sakit. “Momen peringatan hari thalasemia ini bukan selebrasi bagi kami. Tetapi sebagai penanda ada sebuah momentum yang bisa kita tegaskan bagi keluarga thalasemia bahwa mereka tidak bisa memilih hidup untuk lahir di lingkungan keluarga seperti apa. Inilah takdir untuk kita ketika hidup tidak bisa memilih maka kehidupan seperti apa bisa kita pilih yakni berjuang,” jelasnya.
Turut hadir, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Kepala RS Bhayangkara Kediri Kombes Pol Agung Hadi Wijanarko, Kepala KPPN Kediri Izma Nur, Ketua PMI Indrakso, Ketua UDD PMI Ira Widiastuti, Ketua PCNU Abu Bakar Abdul Jalil, perwakilan Dinas Kesehatan dan tamu undangan lainnya. (ADV)