Bacaini.ID, KEDIRI – Pemerintah Kabupaten Kediri akan menutup operasional pasar hewan untuk mengendalikan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Hingga kini sebanyak 447 hewan ternak di Kediri terjangkit virus PMK.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengatakan lonjakan kasus PMK mulai akhir tahun 2024 hingga awal tahun 2025 cukup signifikan. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan mencatat sebanyak 447 kasus terjadi hingga tanggal 7 Januari 2025.
“Lima hari terakhir saja ada lonjakan kasus yang signifikan hampir 100 persen kasus,” katanya, Jumat, 10 Januari 2025.
Penanganan penyebaran kasus PMK, menurut Mas Dhito, menjadi pekerjaan yang harus diselesaikan secara kolektif dan melibatkan pemerintah kabupaten/kota lain, termasuk pemerintah provinsi.
Untuk memitigasi penyebaran kasus ini, pemerintah akan menggencarkan vaksinasi. Saat ini telah disiapkan alokasi anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk pengadaan vaksin.
Selain vaksinasi, penekanan penyebaran PMK dilakukan dengan penutupan pasar mulai 13-25 Januari 2025. Sebelum dilakukan penutupan pasar, selama beberapa hari ke depan akan terus dilakukan monitoring penyebaran PMK termasuk melakukan sosialisasi kepada pedagang dan peternak.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih menambahkan, sapi yang terjangkit PMK saat ini merupakan jenis sapi potong. Hal ini berbeda dengan tahun 2022 lalu yang banyak didominasi sapi perah.
Seiring rencana penutupan sementara pasar hewan, pihaknya akan menyiapkan sarana prasarana vaksinasi. Untuk pengadaan vaksinasi itu sementara ini pihaknya mengusulkan 50.000 dosis vaksin dengan anggaran sekitar Rp.1,5 miliar.
“Harapannya dengan penutupan pasar hewan saat ini, nanti menjelang Idul Fitri dan Idul Adha (hewan ternak sapi) sehat semua,” tambahnya. Penulis: Hari Tri Wasono