Bacaini.id, KEDIRI – Para ibu berhak memiliki waktu sendirian, namun penelitian menunjukkan pembagian kerja domestik (rumah tangga) yang tak adil membuat mereka jarang mendapat waktunya sendiri.
Readers, laporan baru di Amerika menyoroti betapa sedikitnya waktu yang dimiliki sebagian ibu atau mama muda atau kerap diakronimkan mahmud, untuk me time dan mengapa hal itu jadi masalah serius.
Bangun sebelum subuh, sembunyi dari anak-anak atau mengunci diri di kamar tidur atau kamar mandi. Itu adalah sejumlah tip dan trik umum yang sering disarankan secara online kepada para ibu yang mengeluh betapa lelahnya mengurus anak dan rumah sehingga tak memiliki waktu untuk diri sendiri.
Jika Readers atau pasangan merasakan hal yang sama, kalian tidak sendirian. Penelitian baru situs parenting Amerika, Motherly, menerbitkan laporan tahunan seputar Hari Ibu, menemukan bahwa hanya 39 persen ibu Gen Z dan Milenial yang bisa meluangkan waktu setidaknya satu jam untuk diri sendiri setiap hari.
Para peneliti mensurvei 5.608 ibu di Amerika melalui daftar pelanggan, media sosial, dan saluran mitra mereka, dengan fokus pada kelompok Milenial/Gen Z yang terdiri dari 3.220 responden berusia antara 18 dan 43 tahun.
Temuan ini memang tak dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas, namun tetap memberikan gambaran tekanan yang dihadapi para ibu.
Meskipun penelitian menemukan bahwa ayah saat ini lebih banyak mengasuh anak dibanding situasi masa lalu, ibu pada umumnya masih menjadi kapten di wilayah domestik dalam urusan pengelolaan rumah tangga.
Menurut Lisa Strohschein, profesor di departemen sosiologi di Universitas Alberta dan kepala editor jurnal Canadian Studies in Population, ini adalah masalah struktural di mana perempuan butuh waktu untuk menyendiri (me time) sementara laki-laki tidak memiliki masalah tersebut.
Pria tidak sama masalahnya dengan wanita dalam urusan kebutuhan me time lantaran secara historis, pada umumnya laki-laki bekerja di luar rumah. Mereka tidak terlalu butuh waktu untuk menyendiri, jauh dari keriuhan suara anak-anak atau omelan istrinya.
Dan meskipun perempuan juga bekerja, jika ada anak yang sakit, pihak sekolah tidak akan memanggil ayah. Sekolah lebih memilih memanggil ibu karena dianggap bertanggung jawab pada pengasuhan anak.
Pembagian Tugas Domestik yang Tidak Adil
Sebuah studi tahun 2023 yang diterbitkan jurnal Applied Research in Quality of Life menemukan bahwa lebih dari separuh ibu di Kanada yang memiliki anak kecil dilaporkan menginginkan lebih banyak waktu sendirian dibanding sekitar sepertiga ayah.
Penulis studi tersebut berpendapat bahwa alasan tingginya keinginan di kalangan ibu adalah karena tingkat tanggung jawab dan ekspektasi mereka yang lebih tinggi dibanding ayah, terutama jika menyangkut beban mental yang seringkali tidak terlihat.
Hal itu menyebabkan para ibu merindukan diperlakukan adil, sesuatu yang jarang terjadi di belahan dunia manapun dalam urusan tanggung jawab pengasuhan anak dan urusan rumah tangga (domestik) lainnya.
Mereka menambahkan bahwa kurangnya me time dikaitkan dengan kegelisahan, stres kronis, kelelahan, dan dampak berbahaya lainnya pada kesehatan mental.
Readers, Tom Buchanan, profesor sosiologi di Mount Royal University di Calgary, mengatakan dalam rilis berita, bahwa rumah tangga perlu melakukan obrolan serius tentang bagaimana ayah dapat mengambil lebih banyak inisiatif dalam hal waktu yang dihabiskan untuk mengasuh anak dan membuat perencanaan masa depan keluarga.
Jika ayah memberikan kontribusi yang sama terhadap pengasuhan anak, pekerjaan rumah tangga, dan pekerjaan kognitif, hal itu berpeluang besar mengurangi keinginan ibu untuk me time.
Namun Readers, persoalan lainnya adalah bahwa meskipun saat ini ayah mungkin mengambil lebih banyak tanggung jawab rumah tangga dibanding situasi masa lalu, sering kali tanggung jawab tersebut mempunyai pola yang dapat ditebak.
Yaitu ayah menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka sementara ibu tetap menangani pekerjaan domestik yang tidak ada habisnya.
Perempuan secara konsisten melakukan sebagian besar pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar, termasuk pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak, menurut laporan Statistik Kanada tahun 2022.
Jadi, meskipun pembagian kerja mungkin membaik, namun ketika kita melihat siapa yang melakukan tugas-tugas rumah tangga seperti membersihkan toilet, menyapu, pada akhirnya tetaplah perempuan yang melakukannya.
Readers, dalam studi Motherly di AS, 15 persen responden mengatakan bahwa para ibu tidak berolahraga setidaknya selama 30 menit bahkan satu kali pun dalam setahun terakhir.
Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu mereka untuk diri sendiri. Apalagi Ibu dengan anak balita yang tidak pernah membiarkan ibunya lepas dari pandangan mereka.
Selain itu juga mahalnya gaji pengasuh anak juga jadi pertimbangan para Ibu untuk tetap mengasuh anak mereka secara mandiri walaupun waktunya menjadi tersita sepenuhnya untuk mengurus anak dan rumah tangga selain bekerja.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif