Bacaini.id, KEDIRI – Isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang digulirkan calon presiden Ganjar Pranowo dan kelompok aktivis tak mampu menjatuhkan Prabowo Subianto. Pengamat politik dan media sosial menjelaskan alasan ini terjadi.
Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang mengatakan isu pelanggaran HAM yang ditujukan kepada Prabowo Subianto tidak mampu ditangkap oleh pemilih muda yang mendominasi Pemilu 2024.
“Anak-anak muda di bawah usia 40 tahun tidak memahami dengan baik soal pelanggaran HAM dan orde baru yang ditujukan kepada Prabowo,” kata Rustika dalam program dialog di salah satu televisi nasional, Sabtu, 17 Februari 2024.
Mereka hanya mendengar samar-samar cerita tentang orde baru dan pemerintahan Presiden Soeharto dari orang tuanya. Sehingga isu pelanggaran HAM dan bangkitnya orde baru untuk mengganjal Prabowo bukan menjadi perhatian anak muda dalam menentukan pilihan.
Lead Analyst Drone Emprit Rizal Nova Mujahid juga membeberkan hasil monitoring percakapan di platform online. Berdasarkan big data Drone Emprit, Generasi Z atau generasi yang lahir antara tahun 1995 sampai 2012, tidak memberikan perhatian besar pada narasi politik yang memicu polarisasi.
Mereka juga tidak mudah mengikuti narasi yang disampaikan seniornya (generasi X), dan lebih selektif terhadap informasi.
“Dari 12.000 lebih akun yang kita monitoring, sedikit sekali yang membicarakan soal pelanggaran pemilu. Mereka berpikir untuk segera move on,” kata Nova.
Nova juga merekam ketertarikan generasi Z kepada platform media sosial Tik Tok jauh lebih tinggi dibanding X (twitter). Alasannya, postingan di X bernada sangat emosional. Sementara Tik Tok menampilkan postingan yang lebih ceria dan menyenangkan.
Penulis: Hari Tri Wasono